Newsletter

Semua Mata Menuju ke Bos Thamrin, Ada Kejutan Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 October 2022 06:10
Financial Markets Wall Street
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu kemarin, karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang melemahkan momentum dari musim rilis pendapatan di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,33% ke posisi 30.423,81, S&P 500 terkoreksi 0,67% ke 3.695,16, dan Nasdaq Composite merosot 0,89% menjadi 10.680,51.

Wall Street melemah disebabkan karena yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali naik pada perdagangan Rabu kemarin.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun melonjak 12,4 basis poin (bp) menjadi 4,561%. Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun melesat 14 bp menjadi 4,138% pada perdagangan kemarin.

"Obligasi itu sangat membebaninya ... sayang sekali melihat pendapatan yang bagus terbuang sia-sia," kata JJ Kinahan, CEO IG Amerika Utara di Chicago, dikutip dari Reuters.

Wall Street melemah meski masih ada sentimen positif dari rilis kinerja keuangan emiten di AS. Adapun emiten yang baru saja merilis kinerja keuangannya pada kuartal III-2022 yakni perusahaan teknologi Netflix dan perusahaan maskapai United Airlines.

Saham Netflix ditutup melonjak 13,1%, sebagai operator streaming yang berkinerja paling baik di S&P 500, setelah perseroan berhasil menarik 2,4 juta pelanggan baru di seluruh dunia pada kuartal III-2022, lebih dari dua kali lipat perkiraan konsensus, dan diproyeksikan pelanggan akan bertambah 4,5 juta pada akhir tahun ini.

Sedangkan saham maskapai United Airlines melesat lebih dari 5%, setelah kinerja keuangan perseroan berhasil melampaui perkiraan di kuartal III-2022.

Laba per saham (EPS) perseroan mencapai US$ 2,81 per saham yang disesuaikan dengan pendapatan sebesar US$ 12,88 miliar. Analis yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan EPS perusahaan mencapai US$ 2,28 per saham menjadi US$ 12,75 miliar pada kuartal III-2022.

Sedangkan pendapatan dari jarak tempuh per kursi yang tersedia naik 25,5%, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019

"Pasar secara keseluruhan agak tergantung di sana, saya tidak ingin mengatakannya dengan baik, tetapi tidak seburuk yang dapat diberikan bahwa 4% adalah garis demarkasi yang benar-benar menekan ekuitas," ujar Keith Lerner, co-CIO dan kepala strategi pasar di Truist Advisory Services, dilansir dari CNBC International.

Para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali mengindikasikan bahwa The Fed akan agresif untuk meredam inflasi.

Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari pada Selasa lalu menyatakan bahwa The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan di atas 4,75%, jika inflasi yang mendasarinya tidak berhenti melesat.

Survei "Beige Book" The Fed tentang aktivitas ekonomi menunjukkan perusahaan mencatat tekanan harga tetap tinggi, meskipun ada beberapa pelonggaran di beberapa distrik, sementara pasar tenaga kerja menunjukkan beberapa tanda pendinginan.

Kekhawatiran tentang resesi kembali muncul di kalangan investor karena The Fed terus mengikuti jalur hawkish yang dilapisi dengan kenaikan suku bunga.

Hal ini membuat beberapa perusahaan di AS kembali merubah proyeksi pendapatannya, dengan beberapa perusahaan dan analis merevisi prospek mereka ke bawah untuk kuartal mendatang.

Pasar juga memperkirakan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang.

Mengacu pada FedWatch, sebanyak 94,5% para pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bp dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4%.

Di lain sisi, efek dari agresivitas The Fed di pasar perumahan terus tumbuh. Data perumahan baru, ukuran konstruksi perumahan baru, turun 8,1% pada September lalu, sebagai tanda terbaru dari ekonomi AS yang mulai kehilangan tenaga.

Sektor properti dan perumahan telah terpukul sangat keras oleh kenaikan suku bunga The Fed tahun ini, di mana tingkat hipotek telah melonjak, membuat pembangun rumah waspada meningkatkan pasokan.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular