Jelang Pengumuman Inflasi AS, Sanggupkah IHSG Bangkit?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabut gelap belum beranjak sepenuhnya dari pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah masih membukukan kinerja yang mengecewakan. Namun, awan cerah mulai muncul di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Pada perdagangan Rabu (12/10/2022), IHSG diitutup melemah 29,936 poin atau 0,43% ke posisi 6909,21. Artinya, IHSG sudah mengakhiri perdagangan di zona merah dalam empat hari terakhir.
Dalam perdagangan kemarin, hanya 144 saham yang menguat sementara 415 saham mengalami penurunan. Sebanyak 127 saham lainnya bergerak stagnan. Nilai perdagangan tercatat Rp 13,4 triliun dengan melibatkan lebih dari 28,6 miliar saham. Investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 209,2 miliar di seluruh pasar.
IHSG bergerak cukup volatile di mana satu jam pertama perdagangan IHSG menguat tetapi setelah itu indeks berbalik arah dan sempat drop ke 6.870,28.
Saham-saham yang menjadi top gainers adalah PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) yang melonjak 10,71%, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) melesat 9,26%, sererta saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) yang naik 8,02%.
Saham yang paling aktif diperdagangkan adalah PT Bumi Resources (BUMI) diikuti deengan PT Bank Capital Indonesia (BACA), dan PT Kioson Komersial Indonesia (KIOS).
Terpuruknya IHSG dipicu kekhawatiran akan resesi, pemangkasan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan Dana Moneter Internasional (IMF), ketegangan di Ukraina, guncangan di pasar obligasi Inggris, serta kebijakan China memperketat mobilitas akibat peningkatan Covid-19.
Seperti diketahui, IMF memangkas pertumbuhan global pada 2023 menjadi 2,7% dari proyeksi di Juli sebesar 2,9%. Namun, IMF masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan global untuk 2022 di angka 3,2%.
Pertumbuhan global sudah direvisi sebanyak tiga kali yakni pada April, Juli, dan Oktober.
IMF juga mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, lembaga moneter internasional ini ternyata kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.
Sementara itu, Rusiaterus menggempur kota-kota Ukraina. Ini merupakan tindakan balas dendam terbaru pemerintah Presiden Vladimir Putin, pasca serangan Kyiv ke Krimea akhir pekan lalu guna memutus logistik pasukan Moskow dalam perang.
Kepala administrasi militer regional Zaporizhzhia mengatakan Rusia melancarkan serangan Selasa malam hingga Rabu (12/11/2022) pagi di kota itu.
Suramnya kondisi global diperparah dengan guncangan di pasar obligasi Inggris. Tingkat imbal hasil atau yield surat utang pemerintah acuan 10 tahun meroket ke 4,439% pada perdagangan Selasa (11/10/September). Level tertinggi yang pernah dijumpai hanya pada tsunami krisis suprime mortgage Amerika Serikat, September 2008 dan memporakporandakan finansial global.
Pasar goyang setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menegaskan keputusannya untuk mengakhiri pembelian obligasi pemerintah sesuai jadwal yang direncanakan yakni Jumat mendatang (14/10/2022). Keputusan tersebut membuat pasar panik sehingga investor banyak yang menjual obligasi pemerintah.
Dari China dilaporkan jika Beijing enggan untuk mengendurkan kebijakan ketat penanganan Covidnya. Pengetatan penyebaran virus juga terus dilakukan menjelang Kongres Partai Komunis akhir pekan ini.
(mae/luc)