Newsletter

Wall Street 'Nyungsep', Awas IHSG Bisa Ikutan

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 14/09/2022 06:10 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar finansial Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, di mana pasar saham dan surat berharga negara (SBN) menguat. Sedangkan nilai tukar rupiah melemah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin mendekati rekor penutupan all time high (ATH) 7.355,3 pada perdagangan Selasa (13/9/2022). IHSG ditutup melesat 0,88% di 7.318,02 pada akhir sesi II.

Ini merupakan kali pertama IHSG ditutup di atas level 7.300 dan mencetak sejarah level penutupan tertinggi. Sebelumnya level 7.300 hanya dicicipi di level intraday bukan penutupan pada tanggal 11 dan 12 April lalu.

Mayoritas saham ditransaksikan menguat dengan nilai transaksi cukup ramai Rp 16,5 triliun. Sebanyak 329 saham mengalami apresiasi, 218 saham terkoreksi dan 160 saham stagnan.

Penguatan IHSG menjadikan indeks saham acuan bursa domestik memimpin di kawasan regional Asia. Di posisi kedua ada indeks Straits Times yang naik 0,63%.

Sementara itu harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat.

Mayoritas investor kembali memburu SBN, ditandai dengan penurunan yield di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN tenor 1 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitivyield SBN tenor 1 tahun naik 0,8 basis poin (bp) ke posisi 4,526% pada perdagangan hari ini.

Kemudian untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara kembali melandai 5,3 bp ke posisi 7,117%.

Sebagai catatan, yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Rupiah melemah melemah 0,07% di pasar spot menjadi Rp 14.850/US$ di tengah mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sedang tertekan dalam beberapa hari terakhir.

Dollar index (yang mengukur Greenback dengan enam mata uang utama lainnya) telah merosot dalam empat hari perdagangan dan mencatatkan penurunan 1,7% point-to-point (ptp).


(ras/luc)
Pages