Polling CNBC Indonesia

BI Diramal Masih Tahan Bunga Acuan, Tunggu Harga BBM Naik?

Maesaroh, CNBC Indonesia
22 August 2022 07:45
Antre BBM jenis Pertalite di SPBU Kebayoran Lama, Jakarta Selasa (16/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan roda dua mengantre untuk mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Kebayoran Lama, Jakarta Selasa (16/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Kendati BI menegaskan sikapnya untuk menjaga pertumbuhan, mayoritas ekonom melihat sangat sulit bagi BI untuk mempertahankan kenaikan suku bunga acuan hingga akhir tahun. Sebagian ekonom memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga acuan pada September mendatang.

Menurut mereka, tren kenaikan suku bunga acuan di tingkat global akan membuat aset berdenominasi rupiah tertekan jika suku bunga tetap dipertahankan hingga akhir tahun.

Sebagai catatan, bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (the Fed) sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps pada tahun ini. The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lagi pada September.

Bank sentral Eropa, Inggris, dan Australia juga sudah mengerek suku bunga acuan mereka.


Irman Faiz mengatakan kenaikan suku bunga BI akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah terkait energi. Jika pemerintah menaikkan harga Pertalite maka hal tersebut bisa mengubah arah kebijakan BI.

"Kemungkinan bulan depan BI baru menyesuaikan jika inflasi inti naik d atas 3% atau Pertalite jadi dinaikkan oleh pemerintah," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah mengkaji berbagai opsi untuk menjaga pasokan BBM bersubsidi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan pemerintah tengah menyusun skema penyesuaian harga untuk mengurangi beban subsidi.

"Pemerintah masih menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. tapi untuk diketahui harga BBM di Indonesia relatif lebih murah dibanding mayoritas negara di dunia," kata Luhut dalam keterangan resmi, (21/8/2022).



Pertalite merupakan BBM yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Konsumsi Pertalite pada 23,29 juta Kl sementara Pertamax sebanyak 5,71 juta kl pada 2021. Harga Pertalite kini dijual Rp 7.650/liter dan dikabarkan akan dinaikkan menjadi Rp 10.000/liter.

Secara historis, kenaikan BBM akan memberikan dampak lanjutan yang cukup besar mulai dari kenaikan harga transportasi hingga ongkos produksi. Kondisi ini akan melambungkan inflasi.

Dalam hitungan Maybank Indonesia, setiap kenaikan 10% harga BBM maka ada tambahan inflasi sebesar 0,7%. Domino efek berikutnya dari kenaikan harga BBM adalah membuat daya beli turun dan pada gilirannya pertumbuhan ekonomi akan melambat.

"Kalau terjadi kenaikkan harga BBM yang tinggi maka Bank Indonesia diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga acuan untuk menahan lonjakan inflasi," tutur ekonom Bank Maybank Indonesia Juniman, dalam catatannya kepada CNBC Indonesia. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular