
Ketua DPR AS Tiba di Taiwan, Xi Jinping Murka! Perang?

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi untuk menggerakkan pasar. Pertama tentu kabar kurang mengenakkan dari Wall Street, yang finis di zona merah. Merahnya Wall Street akan menjadi beban psikologis bagi investor di Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua, investor perlu memperhatikan perkembangan geopolitik terbaru. Bukan perang Rusia-Ukraina, tetapi hubungan AS-China.
Relasi Washington-Beijing kembali tegang karena Ketua House of Representatives Nancy Pelosi bertandang ke Taiwan. Pelosi menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Taiwan.
"Kunjungan kami ke Taiwan adalah bentuk penghormatan dan dukungan AS terhadap demokrasi. Solidaritas AS terhadap 23 juta rakyat Taiwan adalah sangat penting untuk saat ini, karena dunia sedang dihadapkan kepada pilihan demokrasi atau otokrasi," kata Pelosi usai mendarat di Taipei, sebagaimana diwartakan Reuters.
China tentu meradang. Pasalnya, selama ini China tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai sebuah negara. Taiwan, menurut China, adalah salah satu dari provinsi mereka.
Kebijakan One China Policy alias hanya ada satu China membuat Negeri Tirai Bambu geram terhadap ulah AS, terutama Pelosi. Sebagai catatan, ini adalah kunjungan pertama Ketua House of Representatives Negeri Adidaya ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
"Kunjungan ini berdampak parah terhadap fondasi hubungan AS-China. Ini juga merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah China," tegas Kementerian Luar Negeri China melalui keterangan tertulis.
Tidak hanya mengecam, China pun menggertak dengan mengutus sejumlah pesawat tempur untuk terbang di atas Selat Taiwan sebelum kehadiran Pelosi. Pihak militer China mengungkapkan mereka sedang memasang mode kewaspadaan tinggi dan akan melancarkan operasi militer dengan target khusus (targeted military operations).
Militer China juga menggelar Latihan tempur baik matra laut maupun udara di Selat Taiwan. Negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu pun disebut-sebut siap untuk menguji misil di wilayah timur perairan Taiwan.
Setelah perang di Ukraina meletus, dunia tidak butuh perang lainnya. Namun ketegangan di Taiwan bisa saja memunculkan konflik bersenjata baru. Semoga tidak terjadi...
Namun ketegangan AS-China tersebut sudah mempengaruhi pasar keuangan. Kemarin, bursa saham sejumlah negara ditutup melemah karena khawatir terjadi gesekan AS-China. Indeks Shanghai Composite (China), Hang Seng (Hong Kong), Topix (Jepang), dan Weighted Index (Taiwan) anjlok masing-masing 2,26%, 2,36%, 1,77%, dan 1,56%.
So, walau Wall Street memberikan harapan tetapi jika gaduh di Taiwan berlanjut maka akan menjadi risiko bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. Ini tentu bisa membuat misi IHSG menembus 7.000 menjadi penuh tanda tanya.
(aji/aji)