Newsletter

The Fed Umumkan Suku Bunga Besok, Investor Perlu Waspada?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
27 July 2022 06:20
Penembakan di Walmart Oklahoma AS (Chris Landsberger/The Oklahoman via AP)
Foto: Penembakan di Walmart Oklahoma AS (Chris Landsberger/The Oklahoman via AP)

Indeks utama pasar modal Amerika Serikat (AS) kompak ditutup melemah pada perdagangan Selasa waktu New York karena laporan pendapatan sejumlah perusahaan yang mengecewakan dan proyeksi negatif dari peritel terbesar dunia Walmart.

Selain itu investor juga masih menunggu keputusan The Fed terkait kenaikan suku bunga yang akan diadakan Kamis dini hari WIB.

S&P 500 turun 1,15%, sedangkan indeks saham blue chip AS Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,71%. Nasdaq Composite yang padat teknologi tertekan paling dalam yakni 1,87%. Ketiga indeks tersebut selalu bergerak di zona merah sejak awal pembukaan perdagangan.

Saham Walmart ambles 7,6% setelah memperingatkan bahwa harga makanan dan bahan bakar yang lebih tinggi membuat pelanggan membatasi pengeluaran, menyeret turun harga saham peritel besar lainnya seperti Target (-3,6%) dan Kohl's (-9,1%). Sementara itu peritel lain seperti Nordstrom dan Ross masing-masing kehilangan lebih dari 5%, dan TJX Companies turun sekitar 4,2%.

Walmart yang merupakan peritel terbesar AS memberikan proksi gambaran perubahan konsumsi masyarakat AS, khususnya dalam menghadapi iklim ekonomi dengan inflasi tinggi.

Gejolak ritel yang dikemukakan Walmart ikut menjalar ke saham e-commerce. Shopify anjlok sekitar 14,1% setelah penyedia pembayaran mengumumkan akan memberhentikan sekitar 10% dari tenaga kerja globalnya, mengutip kemunduran dalam pengeluaran online konsumen dan mengatakan bahwa mereka salah menilai berapa lama ledakan e-commerce yang dipicu oleh pandemi akan berlangsung. Perusahaan akan melaporkan pendapatannya besok.

Amazon turun 5,2%. Perusahaan seperti Block dan PayPal yang melayani pembayaran di perusahaan ritel raksasa sahamnya ikut turun masing-masing sekitar 7,1% dan 5,7%.

Inflasi juga telah membuat bengkak biaya produksi untuk perusahaan seperti General Motors. Sahamnya turun 3,4% setelah laba perusahaan meleset dari perkiraan yang menyalahkan gangguan rantai pasokan sebagai biang kerok penutupan pabrik dan menyebabkannya lebih sedikit kendaraan yang dikirimkan.

Saham UPS juga turun 3,4% setelah raksasa pelayaran itu melaporkan penurunan bisnis internasional dan rantai pasokannya.

Di sisi lain, saham Coca-Cola naik 1,6% setelah raksasa minuman itu melampaui ekspektasi pendapatan dan pendapatan, mengutip pemulihan volume penjualan dari pandemi dan harga yang lebih tinggi.

Saham McDonald's naik hampir 2,7% menyusul hasil kuartal kedua yang beragam, di mana penjualan bersih sebagian terganggu oleh penutupan lokasi di Rusia dan Ukraina, tetapi pertumbuhan internasional di tempat lain memicu kenaikan penjualan.

Saham industri menjadi top gainers dengan 3M naik 4,9% setelah perusahaan mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba dari analis serta mengumumkan rencana untuk mengubah bisnis perawatan kesehatannya menjadi perusahaan publik yang terpisah. General Electric membukukan hasil yang lebih baik dari perkiraan, mengutip pemulihan di industri penerbangan yang mendorong bisnis mesin jetnya. Sahamnya naik 4,6%.

Sementara itu investor di pasar ekuitas Eropa tampaknya masih terus berhati-hati pada hari Selasa sembari mencerna putaran baru laporan keuangan perusahaan dan menunggu keputusan kebijakan moneter The Fed.

Indeks pan-Eropa Stoxx 600 indeks acuan Inggris FTSE 100 ditutup flat. Sedangkan indeks acuan Jerman (DAX) dan Prancis (CAC 40) masing-masing melemah 0,86% dan 0,42%.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular