Newsletter

Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, ke Mana Arah IHSG?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 21/07/2022 06:17 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia beragam pada perdagangan kemarin jelang pengumuman keputusan hasil rapat kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI). Ketika pasar saham Indonesia berhasil menguat hingga 2%, rupiah dan obligasi negara merosot.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat tajam dengan apresiasi 2,06% ke 6.874,74 pada perdagangan Rabu (20/7/2022).

IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka dan sempat tembus posisi tertinggi di 6.880,75.

Setelah lama terjebak di rentang 6.700-6.800, IHSG sukses menembus level psikologis 6.800.

Kinerja cemerlang IHSG kemarin membuatnya menjadi juara di regional ASEAN. Sementara di Asia Pasifik, IHSG hanya kalah dari indeks Nikkei225 Jepang yang menguat 2,67% ke posisi 27.680,26.

Bursa Asia-Pasifik memang ditutup cerah bergairah pada perdagangan kemarin, di mana investor di kawasan tersebut cenderung optimis pada hari ini.

Indeks saham Asia-Pasifik lainnya turut semringah yakni Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 1,11% ke 20.890,22, Shanghai Composite China menguat 0,77% ke 3.304,72, dan ASX 200 Australia melonjak 1,65% ke 6.759,2.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura ditutup melompat 1,68% ke 3.170,29 dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,67% ke 2.386,85.

Sementara itu rupiah gagal mempertahankan kenaikan selama tiga hari beruntun menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup di Rp 14.985/US$, melemah 0,07% di pasar spot.

Kemudian dari pasar obligasi, mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah.

Mayoritas investor kembali melepas SBN hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor. Hanya SBN berjangka panjang yakni 25 dan 30 tahun yang masih ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield dan menguatnya harga.

Melansir data dari Refinitivyield SBN tenor 25 tahun melandai 2 basis poin (bps) ke posisi 7,584%, sedangkan yield SBN bertenor 30 tahun turun 1,2 bp ke 7,441% pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara menguat sebesar 5 bp ke 7,465% pada perdagangan hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.


(ras/luc)
Pages