Newsletter

Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, ke Mana Arah IHSG?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 July 2022 06:17
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

IHSG dalam perdagangan kemarin menguat signifikan dan dengan mantap berhasil menembus level psikologis 6.800. Hari ini IHSG berpotensi menguat dengan resisten di 6.910-6.946 dan support di 6.742-6.800. Meski demikian volatilitas pasar akan terjadi jelang pengumuman keputusan Bank Indonesia soal kenaikan suku bunga.

Sentimen penopang IHSG untuk perdagangan hari ini datang dari bursa Amerika sebagai acuan pasar saham dunia yang menguat pada perdagangan kemarin.

Meredanya sentimen agresivitas bank sentral dalam menaikkan suku bunga jadi pendorong Wall Street. Ditambah dengan rilis kinerja perusahaan yang solid di tengah inflasi selangit makin mengokohkan kepercayaan investor di pasar saham.

Bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) diperkirakan tidak akan lebih agresif menaikkan suku bunga dari perkiraan awal saat rilis inflasi Juni sebesar 9,1% year-on-year/yoy.

Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 30,9% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 2,5% - 2,75%. Sementara 69,1% memperkirakan kenaikan suku bunga akan sebesar 75 bps.

Perkiraan Suku Bunga FedFoto: FEDWatch
Perkiraan Suku Bunga Fed

Dari dalam negeri, sorot investor tetap ke pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini.

Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menggelar RDG mulai kemarin hingga hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah sama kuat antara yang memperkirakan kenaikan dan yang mempertahankan suku bunga acuan.

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, tujuh memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini. Sementara tujuh lainnya memperkirakan BI tetap mempertahankan BI 7-DRR sebesar 3,5%.

Jika BI menaikkan suku bunga maka kenaikan tersebut akan menjadi pertama kalinya dalam kurun waktu 3,5 tahun lebih.

Sementara itu, jika BI tetap mempertahankan suku bunga acuan maka BI-7DRR sebesar 3,5% akan bertahan selama 18 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

Kenaikan suku bunga akan menekan pasar saham. Penyebabnya adalah kredit yang makin mahal sehingga dikhawatirkan perusahaan mulai mengerem untuk ekspansi.

Sebaliknya, jika suku bunga tetap di tahan maka optimisme pertumbuhan ekonomi terjaga akan menopang laju pasar saham Indonesia.

(ras/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular