
Waduh! Wall Street "Lemah Letih Lesu", Awas Nular ke IHSG

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Senin awal pekan ini, setelah pada pekan lalu berhasil bangkit dari zona koreksinya.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,2% ke posisi 31.438,26, S&P 500 terkoreksi 0,3% ke 3.900,11, dan Nasdaq Composite merosot 0,72% ke 11.524,55.
Meski indeks S&P 500 kembali terkoreksi, tetapi sejatinya masih melesat 7% dari titik terendah pasar bearish pada pertengahan Juni. Tetapi, S&P 500 masih ambles 19% dari level tertingginya dan ambruk 18% sepanjang tahun ini.
Ketiga indeks utama di Wall Street kembali terkoreksi karena investor mempertimbangkan apakah pasar saham telah mencapai titik terendahnya atau justru rebound sejenak dari kondisi oversold.
Pasar saham bisa mendapatkan kenaikan dalam waktu dekat pada pekan ini, karena investor menyeimbangkan kembali kepemilikan mereka untuk akhir kuartal kedua atau semester pertama tahun 2022.
"Pasar saham merosot lebih rendah di sore hari setelah goyah di atas garis datar pada hari sebelumnya. Pergerakan hari itu cukup 'hangat'," kata Ross Mayfield dari Baird mengatakan kepada CNBC International.
"Dalam reli bear market semacam ini, hal ini lebih tentang hal-hal yang menjadi sedikit terlalu oversold, sedikit terlalu negatif. Tapi hal itu tidak cukup untuk benar-benar mempertahankan reli," tambah Mayfield.
Mayfield mencatat bahwa tanda-tanda pelonggaran inflasi akan menjadi katalis positif untuk pasar saham.
Saham sektor teknologi dan konsumer menjadi pemberat Wall Street, karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10-tahun kembali meninggi.
Saham video game Electronic Arts dan Take-Two Interactive ambles masing-masing turun 3,5% dan 3,3%. Sedangkan saham ritel elektronik Best Buy ambrol lebih dari 3,4%.
Saham marketplace Etsy menjadi pemberat utama indeks S&P 500, ambruk 3,6% setelah penurunan peringkat oleh Needham.
Saham sektor maskapai juga terkoreksi kemarin, di mana saham Spirit Airlines ambruk nyaris 8%, setelah perusahaan mengatakan akan menerima tawaran pengambilalihan terbaru dari Frontier Group.
Namun, sektor energi justru bergerak sebaliknya alias menguat. Saham Valero Energy melejit 8%, sedangkan saham Devon Energy melonjak 7,5%, dan saham Marathon Oil melesat nyaris 4,9%.
Saham farmasi BioNTech juga berhasil melesat 7,2%, setelah mengatakan vaksin booster buatannya menghasilkan respons kekebalan yang lebih baik terhadap varian Covid-19 Omicron.
Di lain sisi, volatilitas pasar belum berakhir. Hal ini diutarakan oleh ahli strategi ekuitas di UBS, Christopher Swann.
"Kekhawatiran yang menyebabkan indeks jatuh ke wilayah pasar bearish pada awal Juni belum hilang, termasuk kekhawatiran atas laju kenaikan suku bunga, ancaman resesi, dan risiko politik," kata Swann, dilansir dari CNBC International.
"Sementara skenario tunggal yang paling mungkin, dalam pandangan kami, akan menampilkan soft landing ekonomi dan stabilisasi pasar, sentimen kemungkinan akan tetap berubah-ubah, dan ini bukan pasar untuk memposisikan satu skenario dengan keyakinan tinggi," tambah Swann.
(chd/chd)