
Neraca Dagang Bisa Jadi 'Obat Kuat', IHSG Siap Nanjak?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung berakhir melemah pada perdagangan Selasa (14/6/2022).
Indeks S&P 500 terkoreksi lebih dalam ke wilayah bear market (zona penurunan) dan imbal hasil (yield) obligasi melonjak karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average ambruk 151,91 poin (-0,5%) ke 30.364,83 dan menjadi hari ke lima penurunan beruntun. Indeks S&P 500 turun 14,15 poin (-0,38%) ke 3.735,48. Namun, indeks Nasdaq turun naik 19,12 poin (0,18%) ke 10.828,35.
"Ini merupakan salah satu hari di mana pasar harus mengambil sikap menunggu dan melihat, dan tentu saja itulah yang tampaknya terjadi di indeks utama. Kami benar-benar terjebak di jalan tengah," tutur Kepala Strategi Pasar di National Securities Art Hogan dikutip CNBC International.
Saham-saham mencapai posisi terendah selama sesi terakhir perdagangan. Indeks Dow Jones menyentuh titik terendah harian karena sempat turun 370 poin. Sedangkan indeks S&P 500 berada 22% dari rekor tertingginya.
Pergerakan pada pasar ekuitas terjadi karena yield obligasi melonjak lagi untuk mengantisipasi kebijakan pengetatan yang lebih agresif dari The Fed. Yield obligasi tenor 10 tahun mencapai 3,48% kemarin dan mencapai rekor tertinggi selama 11 tahun, sedangkan yield obligasi tenor 2 tahun menjadi 3,43%.
"Jika yield obligasi tidak berhenti naik, maka pasar saham belum selesai turun," kata Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen.
Saham FedEx melejit 14% setelah mengumumkan penambahan tiga direktur baru menjadi kinerja terbaik sejak 1986. Namun saham perjalanan tertekan, di mana Norwegian Cruise dan Royal Caribbean anjlok yang masing-masing sebesar 3,7% dan 4,4%. Saham maskapai Delta dan United Airlines juga tertekan 2,5%.
Sektor teknologi reli dipimpin oleh saham, Tesla, Microsoft, dan Nvidia. Beberapa pekan terakhir, sektor teknologi telah terpukul karena investor beralih ke sektor safe-haven seperti kebutuhan primer konsumen, menyebabkan Nasdaw jatuh lebih dari 30% dari level tertingginya.
Investor melihat peluang sebanyak 90% terhadap kenaikan sebanyak 75 basis poin pada pertemuan The Fed yang berlangsung dua hari hingga besok, jika mengacu pada CME FedWatch.
Indeks S&P 500 mengalami aksi jual yang intens dan jatuh 3,9% ke titik terendah sejak Maret 2021 dan berakhir ke bear market untuk pertama kalinya sejak 2020 pada Senin (13/6).
Menurut data indeks Dow Jones dan S&P, selama pasar bearish terakhir, indeks S&P 500 kehilangan 33,9% sebelum pulih. Data juga menunjukkan bahwa bear market rata-rata bertahan lebih dari 18 bulan.
Investor di Wall Street masih mengevaluasi data Indeks Harga Produsen (IHP) per Mei yang naik ke 10,8% dan berada dekat dengan rekor tertingginya.
Hal tersebut ikut mengkonfirmasi potensi resiko bahwa inflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) juga akan melesat dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, produsen kemungkinan besar akan menaikkan harga jual produknya.
(aaf/luc)