
BI Diramal Tahan Suku Bunga Bulan Ini, Bulan Depan Baru Naik

Perry Warjiyo pada pertemuan RDG bulan April lalu mengatakan BI akan menunggu lebih dahulu langkah pemerintah dalam memitigasi kenaikan harga komoditas pangan dan energi sebelum menaikkan suku bunga.
"(Kebijakan moneter BI) akan sangat tergantung pada respon dari kebijakan pemerintah khususnya yang berimplikasi pada administered prices. Rencananya, stance kami sudah arahkan ke sana, besarannya, urutannya, magnitude-nya, maupun timing akan sangar tergantung kebijakan pemerintah," tutur Perry dalam konferensi pers usai menggelar RDG, Selasa (19/4/2022).
Pada Kamis (19/5/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah membeberkan rencana pemerintah untuk menaikkan subsidi demi mempertahankan harga BBM dan tarif listrik untuk kelompok kurang mampu.
Sebagai kompensasinya, pemerintah akan menambah subsidi energi sebesar Rp 74,9 triliun. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga sepakat untuk menambah alokasi pembayaran kopensasi BBM dan listrik sebesar Rp 275 triliun. Kompensasi akan terbagi sebesar Rp 234 triliun untuk BBM dan listrik sebesar Rp 41 triliun.
Langkah tersebut diharapkan bisa menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat sekaligus menjaga momentum pertumbuhan.
Tambahan subsidi dan keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, LPG, dan tarif dasar listrik untuk kalangan mampu diyakini akan menekan inflasi. Kebijakan tersebut juga diharapkan bisa menjadi ruang lebih bagi BI dalam menentukan kebijakan moneternya.
"Dengan kebijakan fiskal berperan sebagai shock absorber maka inflasi bisa lebih rendah dan akan menjadi justifikasi BI untuk mempertahankan suku bunga tahun ini," tutur ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro, dalam laporannya Inflation Scare No More: Govt Pledges to Mintain Fuel Prices.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)