Newsletter

Semua Mata Tertuju ke "Menara Kembar Thamrin", IHSG Menguat?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 April 2022 06:10
Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Memberikan Keterangan Pers Mengenai Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Pada hari ini, investor akan memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street yang kembali terkoreksi pada Senin kemarin, meskipun koreksinya cenderung tipis-tipis.

Kembali terkoreksinya Wall Street terjadi di tengah melonjaknya yield Treasury tenor 10 tahun ke kisaran level 2,8% dan menjadi level tertingginya sejak akhir 2018.

Hal ini karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diyakini oleh pelaku pasar akan bersikap lebih agresif terhadap kebijakan moneter kedepannya. Perubahan itu telah membebani saham dan memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan datang.

Pengetatan kebijakan moneter The Fed masih akan menjadi perhatian pasar pada pekan ini. Pasalnya, ketua The Fed, Jerome Powell dijadwalkan memberikan pidato pada akhir pekan ini.

Pasar akan mengantisipasi mengenai sejauh mana bank sentral terkuat dunia tersebut bakal mengirim sinyal agresivitas kebijakan moneternya menjadi ekstra ketat.

Masih dari AS, sentimen dari rilis data penjualan rumah Negeri Paman Sam juga perlu dicermati oleh pelaku pasar, di mana penjualan rumah tersebut diprediksi menurun dari 6,02 juta pada Februari menjadi 5,8 juta pada Maret.

Selain itu, pasar juga bakal memantau ajang tahunan Rapat Musim Semi (Spring Meetings) Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (World Bank), di mana pada Selasa hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan agenda tersebut.

Di perhelatan yang dihadiri menteri keuangan dan pejabat bank sentral seluruh negara di dunia tersebut, akan ada pernyataan dan konferensi pers dari pejabat IMF maupun Bank Dunia mengenai situasi ekonomi global sekarang dan prospeknya hingga penghujung tahun.

Sementara itu dari Indonesia, pelaku pasar akan memfokuskan perhatiannya ke Bank Indonesia (BI) pada hari ini, di mana bank sentral Tanah Air tersebut akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya.

"Menara kembar Thamrin" diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Kebutuhan untuk mengakselerasi pertumbuhan serta fundamental ekonomi yang cukup kokoh membuat bank sentral percaya diri menahan suku bunga di tengah tren kebijakan moneter global yang lebih ketat.

Gubernur BI, Perry Warjiyo dan anggota Anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2022 pada 18-19 April 2022.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 14 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

(chd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular