Newsletter

Menunggu "Mesin Keempat" IHSG Berputar Kencang

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 April 2022 06:40
Aktivitas Perdagangan Bursa
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Sektor keuangan, pertambangan, dan teknologi kemarin menjadi penopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga bursa nasional menjadi yang masih bertahan di zona hijau tatakala mayoritas bursa Asia melemah dicekam kekhawatiran seputar dampak kebijakan sku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS).

Namun demikian, hari ini pasar saham nasional masih memiliki ruang penguatan karena bursa AS pun fajar tadi ditutup menguat meski tipis. Di sisi lain, Indonesia masih memiliki amunisi untuk menjadi energi tambahan penguatan, yakni saham konsumer dan ritel.

Sebagai negara dengan kontribusi konsumsi publik mencapai 54% dari kue Produk Domestik Bruto (PDB), sektor konsumer menjadi dan ritel berpeluang mendapatkan angin segar penguatan kinerja di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat sejak awal tahun ini.

Momentum Puasa dan Lebaran, yang secara historis menyumbang kenaikan konsumsi (dan inflasi) nasional bakal berjalan normal kembali, setelah dalam dua tahun terakhir loyo akibat pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Harap dicatat, sektor konsumer non-siklikal menyumbang 12,31% kapitalisasai pasar nasional, berada di posisi kedua setelah sektor keuangan yang porsinya menjadi teratas sebanyak 36,13%. Sektor teknologi berada di posisi ketiga dengan porsi 9,92%.

Oleh karena itu, ketika berbicara mesin penguatan bursa nasional, maka sejauh ini baru tiga mesin yang bergerak maksimal yakni keuangan, teknologi dan industri dasar (sektor komoditas logam). Satu mesin belum beroperasi maksimal, yakni konsumer.

Mengutip JPMorgan Asset Management dan Goldman Sachs, optimisme pasar global terbentuk karena keunikan ekonomi Indonesia yang justru mendapatkan berkah di tengah konflik Ukraina-Rusia.

Kedua bank investasi global tersebut memang stidak secara spesifik menyebutkan sektor konsumer dengan menyebutkan sektor komoditas, keuangan, dan prospek teknologi di Tanah Air masih akan kuat.

Namun demikian, sulit melupakan bagaimana kisah pemulihan ekonomi di Indonesia senantiasa terkait dengan konsumsi masyarakat. Jika konsumsi masyarakat sudah pulih, tentu saja tidak ada alasan untuk menafikan prospek saham sektor konsumer tersebut.

Oleh karenanya, investor saham di dalam negeri bakal memantau rilis Indeks Keyakinan Konsumsn (IKK) pada hari ini. Menurut proyeksi Tradingeconomics, indeks yang mengukur kecenderungan kenaikan/penurunan belanja masyarakat ini diprediksi di angka 116, membaik dari posisi sebelumnya 113,1.

Jika proyeksi tersebut terkonfirmasi, maka pemulihan sektor konsumsi dan ritel tak ternafikan, yang pada akhirnya bakal memutar mesin keempat bursa nasional, yakni sektor konsumer nonsiklikal.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular