Polling CNBC Indonesia

Inflasi Maret Diramal Sentuh Rekor Baru! Efek Perang Nih...

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 31/03/2022 09:55 WIB
Foto: Penjual cabai rawit di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan meroket hingga 0,65% month on month (MoM). Bila ramalan tersebut menjadi kenyataan maka inflasi bulan ini akan menjadi yang tertinggi sejak Mei 2019 (0,68%) atau hampir tiga tahun terakhir.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia juga menunjukkan adanya kenaikan inflasi secara tahunan (year on year/YoY) secara signifikan. Pada Maret, inflasi secara tahunan diperkirakan menembus 2,6%, atau yang tertinggi sejak April 2020 (2,67%).

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Maret pada Jumat (1/4/2022). Pada Februari lalu, terjadi deflasi sebesar 0,02% (MoM) sementara secara tahunan terjadi inflasi 2,06%.

Tingginya perkiraan inflasi dari konsensus pasar sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu IV, MH Thamrin memperkirakan inflasi Maret bakal menyentuh 0,68% (MoM) dan 2,68% (YoY).

Menurut BI, penyumbang inflasi datang dari kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, emas perhiasan, daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair, angkutan udara, jeruk, tahu mentah, daging sapi, rokok kretek filter, bawang merah, bawang putih dan gula pasir.

Secara historis, inflasi pada Maret biasanya sangat rendah karena ada musim panen raya. Namun, pengecualian sepertinya akan terjadi pada tahun ini. Datangnya bulan Ramadhan di April, perang Rusia-Ukraina, kebijakan pemerintah terkait minyak goreng membuat inflasi Maret tahun diperkirakan melonjak.


Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan lonjakan inflasi di bulan Maret dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan. Inflasi juga dipicu oleh meningkatnya permintaan menjelang bulan Puasa yang jatuh pada 2 April.

"Laju inflasi bulan Maret relatif tinggi disebabkan faktor seasonal menjelang bulan puasa Ramadan harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Faktor lain adalah kenaikan harga energi (minyak dan gas) menyusul perang Rusia Ukraina," tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.

 


(mae/mae)
Pages