
Inflasi Maret Diramal Sentuh Rekor Baru! Efek Perang Nih...

Serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari lalu telah melambungkan harga komoditas pangan dan energi di tingkat global. Lonjakan harga energi mendorong kenaikan harga BBM non-subsidi yang berimbas pada tarif transportasi. Sebagai catatan, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM non-subsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada awal Maret.
Damhuri menjelaskan faktor lain yang mendorong lonjakan inflasi Maret adalah harga emas. Harga emas menembus US$ 2.061/troy ons pada 7 Maret lalu setelah Rusia menginvasi Ukraina di akhir Februari. Level tersebut mendekati rekor tertinggi sepanjang masa emas yang berada di kisaran US$ 2.072/troy ons yang dicapai pada 7 Agustus 2020 lalu.
"Kekhawatiran terhadap ketidakpastian prospek ekonomi global mendorong sebagian investor untuk memegang aset yang dinilai aman (safe haven) sehingga mendorong harga perhiasan (emas) mengalami kenaikan," tutur Damhuri.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan bahan pangan dan kelompok energi akan menjadi penyumbang inflasi terbesar di bulan Maret. Peningkatan mobilitas masyarakat juga akan mendongkel inflasi Maret. Sebagai informasi, pemerintah menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk sejumlah kota termasuk Jabodetabek di awal Maret. Level PPKM Jabodetabek turun dari Level 3 ke Level 2 sejak 8 Maret 2022 yang memungkinkan kantor dan mall menjalankan aktivitas hingga 75% kapasitas.
"Inflasi didorong oleh kelompok makanan seperti cabai, telur, dan tempe. Selain itu, bahan bakar rumah tangga juga meningkat harganya," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.
Sementara itu, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan kenaikan harga minyak goreng akan mengungkit inflasi Maret tahun ini. Sebagai catatan, pada 15 Maret lalu pemerintah memutuskan untuk melepas harga minyak goreng sesuai mekanisme pasar dan menghapus ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sebelumnya, pemerintah menetapkan HET minyak goreng kemasan sebesar Rp 14.000 per liter. Dengan melepas harga ke pasar, harga minyak goreng kembali melonjak ke kisaran Rp 25.000 per liter. Dari Februari hingga pertengahan Maret, minyak goreng sempat langka dan harganya melambung di beberapa daerah.
"Kami memperkirakan adanya tren peningkatan inflasi ke depan. Inflasi yang didorong permintaan akan berlanjut seiring pelonggaran PPKM sementara inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga juga masih berpotensi naik karena harga energi dan pangan akan terus menanjak," tutur Faisal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)