Newsletter

China Lockdown hingga Rusia Mau Damai, IHSG Gamang?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
29 March 2022 06:20
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Indeks saham utama AS berhasil ditutup lebih tinggi setelah sempat galau di tengah perdagangan, sedangkan imbal hasil obligasi tetap mendekati level tertinggi dalam tiga tahun karena investor bersiap menghadapi siklus kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.

S&P 500 menambahkan 0,71% pada hari Senin. Saham discretionary konsumen dan real-estate terpantau menguat, dengan sektor energi yang sebelumnya menjadi juara malah memimpin penurunan.

Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi melonjak 1,31% sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,27%. Pergerakan tersebut masih mengikuti rebound minggu lalu, setelah saham naik untuk minggu kedua berturut-turut.

Kinerja tiga indeks utama Wall StreetFoto: FactSet
Kinerja tiga indeks utama Wall Street

Pejabat Fed baru-baru ini mengisyaratkan keterbukaan atas potensi kenaikan suku bunga setengah poin persentase jika prospek ekonomi mengharuskan, daripada perubahan seperempat poin persentase yang lebih umum dilakukan. Hal ini menyebabkan para ekonom dan investor mengevaluasi kembali seberapa cepat mereka memperkirakan suku bunga akan naik.

Saham 'meme' melonjak, dengan GameStop naik 25% dan AMC Entertainment Holdings terapresiasi 45%. Saham lain yang juga menguat signifikan termasuk Tesla yang naik 8% setelah pembuat mobil listrik mengatakan akan meminta persetujuan pemegang saham pada pertemuan tahunannya terkait kemungkinan pemecahan saham.

Harga minyak turun setelah Shanghai memberlakukan pembatasan pandemi ketat yang dapat melemahkan permintaan energi di China. Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 6,8%, menjadi US$ 112,48.

Kekhawatiran tentang situasi perang yang berkepanjangan akan mengganggu produksi energi telah menjaga harga minyak di level sekitar $100 per barel dalam beberapa pekan terakhir. Harga yang meningkat juga telah meningkatkan kekhawatiran bahwa konsumen dan masyarakat umum dapat terdampak dan akan memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan pada barang-barang yang tidak penting, sehingga membebani pertumbuhan.

Jatuhnya harga minyak menyebabkan sektor energi S&P 500 melemah, dengan perusahaan-perusahaan energi memangkas kenaikan besar yang sempat dibukukan dalam beberapa pekan sebelumnya. Meski demikian, sektor ini masih tercatat memiliki kinerja terbaik sejak awal tahun ini, tetapi analis memperingatkan bahwa prospek permintaan yang menyusut dapat mendinginkan reli.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular