Newsletter

Adu 'Banteng' dan 'Beruang' Imbang, IHSG Bisa ke 7.000?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 March 2022 06:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

IHSG berpotensi bergerak variatif pada perdagangan hari ini menyusul tarik menarik sentimen dari luar negeri dan dalam negeri. IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.900 sebagai area support hingga 7.016 sebagai resisten.

Dari luar negeri, Bursa saham Amerika Serikat (AS) ambles pada perdagangan Rabu (23/3/2022), di tengah melonjaknya kembali harga minyak mentah dunia di tengah eskalasi konflik Ukraina.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar pun terus menguat hingga menyentuh 2,41% yang menjadi level tertinggi sejak Mei 2019. Kenaikan terjadi sejak bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 0,25-0,5%. Itu merupakan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kali.

Harga minyak mentah yang melonjak membuat kemungkinan resesi terjadi lagi kian meningkat. Triliuner Carl Icahn memberikan peringatan tersebut.

Kemarin, harga minyak mentah jenis Brent melonjak 5,3% menjadi US$ 121,6 per barel, sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 2,32% ke level US$ 114,35 per barel.

"Saya pikir kemungkinan terjadinya resesi sangat besar, bahkan bisa lebih buruk lagi," kata Icahn, dalam acara "Closing Bell Overtime" CNBC International, Selasa (22/3).

Icahn mengatakan inflasi yang sangat tinggi menjadi ancaman bagi utama bagi perekonomian, dan Perang Rusia - Ukraina menambah ketidakpastian yang ada.

Dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dari 5,6% menjadi 5,4%. Seiring dengan tingginya kondisi ketidakpastian global. Ramalan tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yang sebesar 5,2%. 

Sederet risiko memang mempengaruhi ekonomi tanah air, terutama dari sisi global. Seperti lonjakan inflasi negara maju dan berkembang, perubahan arah kebijakan moneter negara maju seperti AS, hingga perang Ukraina dan Rusia.

Namun di sisi lain ada efek lonjakan harga komoditas internasional, seperti batu bara, nikel, minyak kelapa sawit dan lainnya yang memberikan efek positif terhadap perekonomian, juga pendapatan pemerintah dan dunia usaha.

momen lebaran tahun ini diperbolehkan mudik untuk pertama kalinya sejak tahun 2020. Menteri Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan terkini aturan mudik yang disiapkan pemerintah. Mudik kini diperbolehkan tanpa syarat apapun.

Budi Gunadi menuturkan, mudik tanpa syarat berlaku jika sudah vaksin lengkap ditambah booster. Masyarakat tak perlu lagi tes antigen untuk bisa mudik. Sedangkan yang belum booster ada syaratnya, yakni harus antigen covid-19 negatif.

Hal ini jadi sentimen positif bagi emiten yang bergerak di tol, transportasi dan ritel. Bagi emiten sektor tol dan transportasi, traffic bisa meningkat saat mudik diperbolehkan sehingga pendapatan bisa diraup.

Sementara untuk emiten ritel terutama yang menjual pakaian, momen lebaran adalah penopang pendapatan terbesar dalam setahun yang biasanya masuk dalam kinerja kuartal II. Kontribusinya momen lebaran bisa mencapai 30%-50% dari total pendapatan dalam setahun. Sehingga ini jadi momentum yang baik bagi emiten ritel.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular