Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di harga tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan kemarin (22/3/2022). Tepatnya di 7.000,82, naik 0,66% dari perdagangan hari sebelumnya.
Bersamaan dengan penguatan IHSG, kinerja sektoral pun kompak menguat. Sektor barang baku jadi juara dengan mencatat kenaikan terbesar, yakni 1,99%. Sementara sektor energi melesat 1,68%. Sektor teknologi melonjak 1,31%. Sektor properti dan real estat naik 0,85%. Sektor barang konsumsi primer nanjak 0,71%.
Kemudian sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,67%. Sektor kesehatan menguat 0,57%. Sektor transportasi dan logistik naik 0,39%. Sektor perindustrian menguat 0,28%. Sektor infrastruktur menguat 0,27%. Sektor keuangan naik 0,11%.
Di sisi lain, asing terpantau net buy jumbo. Inflow asing tercatat mencapai Rp 805 miliar di pasar reguler.
Saham yang paling banyak dibeli asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 346 miliar dan Rp 187,4 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 74,2 miliar dan Rp 51 miliar.
Mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona hijau hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 1,48% ke level 27.224,109, Hang Seng Hong Kong terbang 3,15% ke 21.889,279, Shanghai Composite China naik 0,19% ke 3.259,86, dan ASX 200 Australia berakhir melesat 0,86% ke posisi 7.341,1.
Hanya indeks Straits Times Singapura yang ditutup di zona merah, turun 0,16% ke level 3.350,17.
Sementara itu, rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS). Meski demikian, pelemahan rupiah tidak terlalu besar, 0,13% ke Rp 14.356/US$, dengan rentang pergerakan tipis di kisaran Rp 14.340/US$ - Rp 14.360/US$.
Pada pekan lalu, bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5%.
Bank sentral paling powerful di dunia ini juga mengindikasikan di akhir tahun nanti suku bunga akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunganya di tahun ini.
Dalam dot plot yang dirilis, sebanyak 10 anggota Komite Kebijakan Moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) melihat suku bunga bisa dinaikkan hingga 7 kali di tahun ini, sebanyak 8 anggota lainnya bahkan melihat bisa lebih dari itu.
Dengan kenaikan sebanyak 7 kali, maka di akhir tahun ini suku bunga akan berada di kisaran 1,75% - 2%. The Fed akan melakukan 6 kali lagi rapat kebijakan moneter di 2022, artinya akan selalu ada kenaikan sebesar 25 basis poin di setiap pertemuan.
Powell dalam pidatonya di hadapan National Association for Business Economics mengatakan inflasi di Amerika Serikat terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi. Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.
Bursa saham Amerika Serikat bangkit pada perdagangan kemarin, Selasa (22/3/2022), karena para pelaku pasar menyambut pernyataan bank sentral Negara Adidaya tersebut mengenai upaya pengendalian inflasi.
Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 34.807,46. S&P 500 menguat 1,1% menjadi ditutup di 4.511,61. Nasdaq Composite menguat hampir 2% dan berakhir di 14.108,82.
Bursa saham bergerak volatil sejak Senin kemarin setelah bos bank sentral AS Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi terlalu tinggi dan berjanji mengambil "langkah yang diperlukan" untuk menekannya, bahkan jika harus menaikkan lebih dari 25 basis poin per kenaikan.
Beberapa pelaku pasar menaikkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga. Sebab Powell mengatakan The Fed dapat menggerakkan suku bunga acuan lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.
"Jika kami menyimpulkan bahwa pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga federal fund lebih dari 25 basis poin pada tiap pertemuan, kami akan melakukannya," kata Powell pada hari Senin kepada National Association for Business Economics.
Goldman Sachs pada Senin menaikkan perkiraannya menjadi kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Fed Mei dan Juni. Kepala ekonom UBS Jonathan Pingle dalam sebuah laporan mengatakan, "Kami pikir kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bp meningkat."
Saham teknologi yang gemar akan pembiayaan berbasis utang tertekan karena suku bunga tinggi membuat biaya pendanaan mereka kian besar dan berat. Namun, hari ini pasar memilih melancarkan aksi beli kala koreksi (buy on weakness). Big Tech Alphabet, Meta dan Amazon semuanya naik lebih dari 2%.
Saham Nike melonjak 2,2% setelah perseroan melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar di kuartal III, didukung oleh permintaan yang kuat di Amerika Utara.
Investor masih mengamati situasi di Eropa Timur, di mana Presiden AS Joe Biden menilai bahwa Rusia "terbentur tembok" karena perang dengan Ukraina menurut dia "mendekati jalan buntu".
IHSG berpotensi menguat pada perdagangan hari ini ditopang oleh bursa Amerika yang melonjak pada perdagangan kemarin. Level 7.016 bisa jadi resisten bagi IHSG untuk terus melaju. Jika tidak berhasil melewati area tersebut IHSG berpeluang terkoreksi.
Selain ditopang penguatan Wall Street, IHSG pun mendapat angin segar dari proyeksi pertumbuhan ekonomi bumi pertiwi yang berada di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 diperkirakan akan mencapai lebih dari 5,2% (year on year/yoy). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
"Dengan berbagai kondisi, tantangan, dan peluang yang ada, ekonomi diperkirakan tumbuh di atas 5,2% pada 2022, berbeda dengan tren pemulihan ekonomi global," jelas Airlangga.
"Ekonomi Indonesia justru diharapkan lebih baik karena inflasi diperkirakan masih dalam rentang 3% plus minus 1%," kata Airlangga melanjutkan.
Seperti diketahui, berbagai lembaga internasional seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi global pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 4,1% hingga 4,5%.
Airlangga menjelaskan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh sektor eksternal yang resilience (tangguh), dimana transaksi berjalan masih mencatatkan surplus, nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 5,2% disebabkan karena rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam level aman, yield obligasi pemerintah, neraca perdagangan yang masih dalam kondisi resilience.
Kenaikan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah, batu bara, dan logam bisa jadi katalis positif bagi saham-saham komoditas yang kemarin mendorong IHSG.
Di balik hal positif tersebut, konflik antara Rusia dan Ukraina yang menyeret respon dunia masih jadi risiko yang perlu diperhatikan oleh investor pasar ekuitas. Meskipun saat ini upaya perdamaian lewat dialog terus diupayakan.
Investor juga masih mencermati kondisi ekonomi AS terkait inflasi dan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed. Terutama soal kenaikan suku bunga.
Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:
- Leading Economic Index Jepang per Januari (12.00 WIB)
- Tingkat inflasi Inggris per Februari (14.00 WIB)
- Tingkat inflasi inti Inggris per Februari (14.00 WIB)
- Tingkat indeks harga produsen Inggris per Februari (14.00 WIB)
- Laporan Cadangan Minyak Mentah AS oleh EIA (21.30 WIB)
- Laporan Impor Minyak Mentah AS oleh EIA (21.30 WIB)
Berikut agenda korporasi yang akan berlangsung hari ini:
- Cum date dividen BBNI
- RUPSLB BBKP (09.30 WIB)
- RUPST FASW (10.30 WIB)
- RUPSLB CMPP (14.00 WIB)
- RUPSLB IBFN (14.00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Pertumbuhan Ekonomi (2021 YoY) | 3,69% |
Inflasi (Februari 2022, YoY) | 2,06% |
BI 7 Day Reverse Repo Rate (Maret 2022) | 3,50% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2022) | -4,85% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (2021) | 0,30% PDB |
Cadangan Devisa (Februari 2022) | US$ 141,4 miliar |