
Ada Angin Surga di Wall Street, IHSG Siap Tembus 7.000 Lagi?

Secara umum, perkembangan konflik Rusia-Ukraina masih menjadi latar belakang atawa backdrop yang membayangi pasar hingga saat ini.
Teranyar, melansir Wall Street Journal, Kamis (17/3), Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping berencana untuk berunding seiring AS berupaya mencegah China dari keterlibatan yang lebih dalam dengan Rusia selama memanasnya situasi di Ukraina.
Selain itu, para investor akan banyak menyimak rilis data eksternal pada hari ini.
Pertama, dari Negeri Sakura Jepang, pada pukul 06.30 WIB, akan ada publikasi data tingkat inflasi tahunan Jepang per Februari 2022.
Prakiraan ekonom yang dihimpun Tradingeconomics menyebut, tingkat inflasi Jepang akan naik menjadi 0,7% pada Februari, dari periode sebelumnya sebesar 0,5%.
Sebelumnya, Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda mengatakan, pada Kamis (17/3), inflasi Jepang tidak mungkin mencapai target bank sentral sebesar 2%.
Hal tersebut, ujar Kuroda, turut menjaga kebijakan moneter ultra longgar tetap diberlakukan.
Pernyataannya tersebut menyoroti perbedaan yang melebar antara sikap dovish BOJ dan bank sentral AS, The Fed, yang menaikkan suku bunga pada Rabu waktu AS untuk pertama kalinya sejak 2018.
"Akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai target inflasi kami sebesar 2% secara stabil, jadi terlalu dini untuk memperdebatkan secara spesifik tentang bagaimana keluar dari kebijakan uang longgar," kata Kuroda kepada parlemen, dikutip Reuters.
Para analis memperkirakan inflasi konsumen inti Jepang, yang mencapai 0,2% pada Januari, akan meningkat mendekati 2% dari April mendatang.
Lonjakan harga energi dan komoditas baru-baru ini, didorong oleh perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia, menambah tekanan inflasi dengan dampak yang kemungkinan akan bertahan hampir sepanjang tahun ini.
"Saya tidak berpikir Jepang berada dalam kondisi inflasi stabil mencapai 2%, bahkan ketika dampak pemotongan biaya telepon seluler dan harga energi semakin meningkat," katanya.
Namun, kata Kuroda, ketika inflasi 2% tercapai, BOJ akan mempertimbangkan untuk keluar dari kebijakan ultra-longgar.
Berhubungan dengan itu, kedua, pasar memprediksi BOJ akan tetap mempertahankan suku bunga di level -0,1%. BOJ sendiri akan mengumumkan keputusan suku bunga dalam rapat pukul 10.00 WIB.
Kuroda, berulang kali menekankan bahwa BOJ tidak akan mengikuti langkah The Fed dan bank sentral Eropa untuk mengerek suku bunga di tengah konflik Rusia-Ukraina lantaran inflasi yang masih rendah.
Ketiga, investor juga akan menyimak neraca dagang Uni Eropa pada 17.00 WIB. Ekonom meramal neraca dagang Uni Eropa masih akan defisit € 2,6 miliar pada Januari 2022. Angka tersebut mengecil dari defisit dagang pada Desember 2021 sebesar 4,6 miliar.
Keempat, penjualan rumah yang ada (existing home sales) AS per Februari yang diprakirakan akan mencapai 6,1 juta. Angka tersebut lebih rendah dari posisi Januari yang sebesar 6,5 juta atau naik 6,7% secara bulanan (mom).
Asal tahu saja, existing home sales mengukur perubahan dalam hitungan yang disetahunkan bangunan tempat tinggal yang ada yang terjual selama bulan sebelumnya.
Data ini membantu menakar kekuatan pasar perumahan AS dan merupakan indikator utama kekuatan ekonomi secara keseluruhan.
(adf/sef)