Newsletter

Ada Angin Surga di Wall Street, IHSG Siap Tembus 7.000 Lagi?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
18 March 2022 06:10
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Indeks saham utama AS atau Wall Street kembali melonjak untuk kali ketiga berturut-turut hari Kamis waktu setempat. Ini seiring investor mencerna berita terbaru dari Ukraina dan merasa percaya diri setelah menyimak hasil pertemuan bank sentral AS pada Rabu waktu AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 417,66 poin, atau 1,23%, menjadi 34.480,76. Kemudian, S&P 500 terkerek 1,23% ke 4.411,67 dan Nasdaq Composite terapresiasi 1,3% ke posisi 13.614,78.

Pergerakan itu terjadi setelah reli dua hari besar-besaran untuk indeks saham tersebut. S&P 500 melonjak lebih dari 3% dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, sedangkan Dow membukukan lonjakan berturut-turut lebih dari 500 poin.

Secara umum, indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average, dan Nasdaq mencatatkan persentase kenaikan tiga sesi perdagangan terbesar sejak awal November 2020.

"Kita berada di hari ketiga keuntungan potensial di sini, dan banyak investor berpikir mungkin ada 'perairan yang lebih tenang'," Jeff Kilburg, kepala kantor investasi Sanctuary Wealth, mengatakan kepada CNBC International.

Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada Rabu waktu AS selaras dengan harapan pasar. The Fed juga memperkirakan rencana agresif untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut sembari memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.

"Orang-orang sudah lebih nyaman dengan fakta yang suku bunga yang akhirnya naik. Ini sudah dibicarakan oleh Ketua [The Fed] (Jerome) Powell sejak awal Desember," jelas Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, kepada Reuters.

"Fakta bahwa tidak ada kejutan negatif yang signifikan dalam rencana Fed yang keluar dari pertemuan itu, dan komentar Powell, memberi orang kesan bahwa mungkin kita telah melihat hal yang buruk yang akan terjadi dalam waktu dekat," imbuh Michael.

Selain itu, investor diyakinkan bahwa Rusia mungkin, setidaknya untuk saat ini, telah menghindari apa yang akan menjadi kasus gagal bayar alias default obligasi eksternal pertama dalam satu abad terakhir.

Hal ini karena kreditur menerima pembayaran kupon obligasi Rusia dalam bentuk dolar AS yang jatuh tempo minggu ini, kata dua sumber pasar kepada Reuters, Kamis.

Kehebohan tersebut terjadi seiring Rusia saat ini sebagian besar telah keluar dari sistem keuangan global setelah Barat mengenakan sanksi akibat perang di Ukraina. Untuk menghindari default, Rusia perlu melakukan pembayaran dalam dolar.

Sementara, itu saham energi memimpin kenaikan pasar saham seiring minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), acuan minyak AS, melonjak lebih dari 8% menjadi kembali di atas US$100/barel. Saham Devon Energy dan Diamondback masing-masing melesat 9,6% dan 6,5%.

Selain itu, saham American Express memimpin kenaikan indeks Dow Jones dengan penguatan lebih dari 3,5% setelah Bank of America mempertahankan peringkat belinya di saham tersebut.

Saham kesehatan dan perusahaan perangkat lunak (software) juga membukukan kenaikan yang kuat. Saham Cardinal Health, melesat lebih dari 6,3%, menjadi salah satu top gainers di S&P 500. Kemudian, saham Eli Lilly naik 3,2% dan Intuit terkerek 3,4%.

(adf/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular