Newsletter

Barat Tak Percaya Rusia, Tetap Waspada Ancaman Perang Dunia 3

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 February 2022 06:03
Dollar
Foto: REUTERS/Sertac Kayar

Berpindah ke bursa saham AS, tiga indeks utama di Wall Street ditutup variatif cenderung melemah. S&P 500 naik 0,09%, tetapi Nasdaq Composite minus 0,11% dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,16%.

Dinamika tersebut disebabkan oleh respons pelaku pasar atas notula rapat (minutes of meeting) bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed. Dalam notula itu, terungkap bahwa laju inflasi di Negeri Paman Sam memang semakin kencang sehingga sudah saatnya mengetatkan kebijakan moneter.

Namun, terungkap pula bahwa The Fed tidak menargetkan seberapa cepat dan seberapa tinggi suku bunga akan dinaikkan. Ini semua akan tergantung dinamika dari rapat ke rapat.

"Sebagian besar peserta rapat mencatat bahwa kalau inflasi tidak kunjung melambat, maka menjad layak (appropriate) bagi Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) untuk mengakhiri kebijakan akomodatif lebih cepat dari perkiraan semula. Para peserta rapat menekankan bahwa jalur kebijakan yang layak akan tergantung kepada perkembangan ekonomi dan pasar keuagan serta dampaknya terhadap proyeksi dan risiko. Para peserta rapat akan memperbarui asesmen untuk posisi kebijakan (stance) dalam setiap rapat," papar notula tersebut.

Notula ini membuat investor mengubah posisi. Awalnya pelaku pasar yakin betul bahwa Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega bakal menaikkan suku bunga acuan langsung 50 basis poin (bps) pada rapat 16 Maret 2022.

Namun sekarang keyakinan itu memudar. Mengutip CME FedWatch, pasar menilai kemungkinan kenaikan 25 bps lebih besar yakni 55,7%.

fedSumber: CME FedWatch

Kenaikan suku bunga acuan yang tidak terlampau agresif akan menguntungkan aset berisiko seperti saham. Emiten diberi waktu untuk menyesuaikan diri terhadap iklim suku bunga tinggi.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular