
Inflasi AS Meroket, Bersiap Taper Tantrum di Depan Mata?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) terlempar ke zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (10/2/2022), menyusul lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS merespons inflasi yang meroket.
Indeks Dow Jones Industrial Average ambles 526,47 poin (-1,47%) ke 35.241,59. S&P 500 turun 83,1 poin (-1,81%) ke 4.504,08 dan Nasdaq merosot 304,73 poin (-2,1%) ke 14.185,64.
Reli terjadi setelah Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dilaporkan mencapai 7,5% (tahunan), menjadi yang tertinggi sejak 1982 dan bahkan melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan angka inflasi sebesar 7,2%.
Merespons rilis tersebut. imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melompat jadi 2%, jauh meninggalkan posisi akhir 2021 yang hanya 1,51%. Obligasi tenor 2 tahun mencetak kenaikan imbal hasil sebesar 26 basis poin (bp), terbesar dalam sehari sejak 2009.
Kenaikan imbal hasil demikian memukul saham teknologi AS yang memang getol merilis obligasi untuk pembiayaan. Saham teknologi pun berguguran seperti Shopify dan Adobe yang anjlok masing-masing sebesar 3,4% dan 5% sementara Microsoft drop 2,8%.
Sebaliknya, saham perbankan menguat karena diuntungkan oleh kenaikan suku bunga. Saham Citigroup dan Wells Fargo sama-sama menguat 1% di pembukaan.
"Dengan lonjakan inflasi Januari yang mengejutkan, pasar kini bertanya-tanya akan seagresif apa bank sentral [Federal Reserve/The Fed]," tutur Barry Gilbert, perencana alokasi aset LPL Financial, seperti dikutip CNBC.
Pasar berjangka (futures) di Chicago Mercantile Exchange (CME) mengindikasikan bahwa ada peluang sebesar 100% bahwa suku bunga acuan (Fed Funds Rate) akan dinaikkan sebesar 50 basis poin (bp) pada Maret nanti.
Ekonom Citi juga sepakat dengan itu, dengan mengubah proyeksinya dalam laporan risetnya, menyebutkan bahwa kenaikan Maret akan sebesar 50 bp. Pasar juga mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan sebanyak tujuh kali tahun ini, dengan peluang sebesar 61%.
Saham Disney melompat 3,4% setelah merilis kinerja kuartal IV-2021 yang melampaui ekspektasi pasar dengan lonjakan penerimaan dua kali lipat di bisnis taman hiburan, pengalaman, dan produk konsumen.
Demikian halnya dengan saham Coca Cola yang menguat 0,5% usai merilis kinerja keuangan yang positif. Berkat reli saham-saham yang merilis kinerja keuangan, ketiga indeks utama bursa saham AS terhitung masih di jalur hijau sepanjang pekan berjalan ini.
Pada perkembangan lain, angka klaim tunjangan pengangguran mingguan berada di angka 223.000, atau di bawah ekspektasi.
(ags/ags)