Newsletter

PPKM Effect Bisa Terhindarkan Hari Ini, Asalkan...

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 February 2022 07:10
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dan obligasi kompak menguat menyambut kabar positif kuatnya kinerja perekonomian sepanjang tahun 2021. Namun, pembatasan sosial level III menjadi kejutan klasik yang berpeluang membuyarkan eforia positif tersebut pada hari ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat lebih dari 1% pada perdagangan Senin (7/2/2022) awal pekan ini, karena ditopang oleh sentimen positif dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021.



Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 1,09% ke level 6.804,937 menjadi rekor tertinggi baru sepanjanng sejarah, setelah sempat menyentuh level tertinggi harian pada 6.806,73.

Nilai transaksi IHSG kembali meningkat menjadi Rp 12,9 triliun. Sebanyak 319 saham menguat, 203 lainnya melemah, dan 160 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 2,02 triliun di pasar reguler.

Reli terjadi menyambut rilis Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV-2021 yang tumbuh 5,02% secara tahunan. Dengan demkian, sepanjang 2021 ekonomi Indonesia terhitung tumbuh 3,69% atau membaik dari posisi 2020 yang terkontraksi sebesar -2,07%.

Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut memicu penguatan di pasar obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) sebagaimana terlihat dari meningkatnya imbal hasil (yield) obligasi acuan.

Mayoritas investor melepas obligasi pemerintah, ditandai dengan naiknya imbal hasil dan pelemahan harga di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN bertenor tiga tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan penurunan yield dan penguatan harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor tiga tahun turun 2 basis poin (bp) ke level 3,505%. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara menguat 3,9 bp ke 6,492%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Namun, energi positif tersebut tidak tampak di pasar valuat asing. Rupiah justru melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah bergerak liar di sepanjang perdagangan kemarin, meski indeks Dolar AS melemah.

Pelemahan terjadi mengiringi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kembali diketatkan alias naik ke level III.

Rupiah yang sempat menguat 0,13% ke Rp 14.360/US$ di pasar spot pada pagi hari akhirnya berbalik tertekan dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.395/US$ atau melemah 0,12%. Mayoritas mata uang utama Asia juga melemah melawan dolar AS hari ini.

Bursa Amerika Serikat (AS) berakhir dalam tekanan pada Senin (7/2/2022), di tengah rilis kinerja keuangan emiten kakap yang variatif sementara inflasi Januari dikhawatirkan bakal tembus angka 7%.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik cuma 1,39 poin ke 35.091,13 sementara S&P 500 turun 0,37% ke 4.483,87 dan Nasdaq anjlok 0,58% ke 14.015,67.

Sejauh ini, 56% konstituen indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya, menurut data FactSet. Sebanyak 76% mencetak penjualan melampaui ekspektasi pasar dan 77% membukukan laba bersih di atas diprediksi pasar. namun ada pengecualian seperti Meta.

Saham induk usaha Facebook tersebut anjlok lebih dari 5% dan terhitung telah kehilangan 30% nilainya sejak rilis kinerja keuangan kuartal IV-2021 pada Rabu pekan lalu. saham Netflix yang merilis penurunan target kinerja than ini drop 2%.

Akan ada lebih dari 70 emiten anggota S&P 500 yang akan merilis kinerja keuangannya pekan ini seperti Disney dan Coca-Cola. Saham Peloton melesat lebih dari 21% menyusul berita bahwa Amazon dan Nike masuk dalam daftar peminat bisnis peralatan kebugaran interaktif tersebut.

Saham Spirit Airlines melesat 17% setelah Frontier Airlines mengumumkan rencana merger dengan kompetitornya tersebut. Saham maskapai penerbangan lainnya ikut menguat, seperti United Airlines yang melompat lebih dari 3%.

Musim rilis kinerja keuangan dan data tenaga kerja terbaru di Januari yang melampaui ekspektasi membantu penguatan indeks bursa AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sebanyak 467.000 pekerjaan di Januari, jauh di atas prediksi polling analis Dow Jones.

Selanjutnya, investor memantau data inflasi yang akan dirilis pada Kamis, di mana konsensus analis memperkirakan angka inflasi sebesar 7,2% (tahunan), yang merupakan inflasi tertinggi sejak Februari 1982.

Mereka telah mengantisipasi ada peluang sebesar 35% bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp) pada Maret. S&P dan Nasdaq menguat 5 hari beruntun pekan lalu, mencetak pekan terbaik sejak Desember.

"Psikologi investor berpindah dari pekan ke pekan, yang berarti melekatkan diri ke satu posisi investasi menjadi sangat berat atau menyakitkan," tutur Raymond James, perencana investasi Tavis McCourt dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-tak banyak berubah pada Senin, dengan berada di level 1,92%.

Seperti hujan di tengah kemarau menahun yang turun hanya sebentar, kabar positif mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 yang mengindikasikan pemulihan ekonomi nasional justru ditimpali kabar buruk berupa pengetatan kembali kegiatan sosial-ekonomi.

Pemerintah akhirnya memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) naik menjadi level III menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 36.057 kasus baru Covid-19, yang merupakan tertinggi sejak 6 Agustus. Dus, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan PPKM wilayah aglomerasi Jabodetabek, bersama Bandung Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali naik ke level III.

Artinya, PPKM yang lebih ketat diberlakukan dengan semakin membatasi aktivitas yang memicu kerumunan. Pada akhirnya, roda perekonomian akan kembali melambat, yang memberikan tekanan bagi pasar keuangan dan pasar modal.

Padahal, Kementerian Kesehatan melaporkan tingkat keterisian rumah sakit secara nasional masih rendah yakni 23% yang membuktikan bahwa virus corona varian Omicron yang cepat menyebar tidak memicu gejala parah nan mematikan seperti varian Delta.

Pengumuman tersebut kemarin hanya sedikit mengganggu pesta di bursa saham, sebagaimana terlihat dari rekor tertinggi penutupan yang lebih rendah dari rekor tertinggi yang dicetak di sesi pertama.

Namun, ada kemungkinan bahwa pasar baru akan mengekspresikan kekecewaan mereka pada hari ini, atas pengetatan yang bahkan dilakukan ketika tingkat keterisian rumah sakit masih rendah dan tingkat kematian yang tidak separah seperti gelombang kedua (varian Delta).

Pemerintah seolah ingin mengerem kembali laju pertumbuhan ekonomi yang sudah mulai tampak pada tahun lalu, dengan pengetatan aktivitas ekonomi dan sosial di awal tahun ini. Kebijakan tersebut dipastikan mengaburkan prospek kinerja emiten tahun ini.

Di tengah situasi demikian, pasar akan memantau ada-tidaknya kabar positif seputar fundamental ekonomi dan moneter dalam negeri, yakni dari cadangan devisa (cadev) Indonesia per Januari yang akan dirilis pada pagi ini.

Sejauh ini, konsensus analis yang dihimpun Tradingeconomics berujung pada angka estimasi sebesar US$ 145,2 miliar atau sedikit bertambah dari posisi sebulan sebelumnya senilai US$ 144,9 miliar.

Jika cadangan devisa terbukti menguat lebih tinggi dari ekspektasi, pasar berpeluang bereaksi positif dan mengurangi PPKM effect di pasar pada hari ini. Penguatan cadangan devisa akan mempertebal keyakinan pasar akan kekuatan kapital bank sentral untuk menstabilkan rupiah

Secara bersamaan, cadev yang terjaga dan terus bertumbuh menjadi indikator bahwa tekanan arus dana keluar (capital outflow) yang biasanya terjadi jelang penaikan suku bunga acuan negara maju belum terlihat pada Januari ini.

Pad 2013, kebijakan moneter ketat hawkish di Amerika Serikat sempat memicu taper tantrum berupa keluarnya dana asing dari pasar negara berkembang, untuk kembali ke negara maju dan memburu obligasi pemerintah mereka yang menawarkan kupon lebih tinggi.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:

  • Penawaran tender PT Protech Mitra Perkasa Tbk/OASA (tentatif)
  • Pencatatan perdana PT Champ REsto Indonesia Tbk/ENAK (09:00 WIB)
  • Cadangan devisa RI Januari (10:00 WIB)
  • Neraca dagang AS per Desember (20:30 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular