Newsletter

Mendeteksi Arah Perekonomian di Bawah Bayang-bayang Omicron

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 February 2022 06:55
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu dan membukukan penguatan mingguan yang terbaik sepanjang tahun ini, berkat pembalikan arah  (rebound) saham teknologi ke zona hijau.

Indeks berisi 500 saham di Amerika Serikat (AS) menguat 0,5% menjadi 4.500,53, sementara Nasdaq yang berisi saham raksasa teknologi melompat 1,6% menjadi 14.098,01. Dow Jones Industrial Average melemah tipis 21,42 poin, atau 0,06%, menjadi 35.089,74.

Namun sepanjang pekan, S&P 500 menguat 1,5% dan Nasdaq lompat 2,4%. Adapun Dow Jones tumbuh 1,1% menjadi reli mingguan yang kedua secara beruntun setelah sepanjang bulan lalu tertekan akibat kecemasan akan kenaikan suku bunga acuan di AS.

Saham Amazon memimpin penguatan S&P dan Nasdaq setelah melompat 13.5% menyusul kuatnya laba bersih dan pendapata dari bisnis komputasi awan yang mengalahkan ekspektasi pasar. Itu menjadi reli harian tertinggi saham Amazon sejak 2015.

"Kita berada di periode yang bergolak tetapi saham teknologi telah dikerjai selama beberapa waktu dan kini banyak trader yang menilai sekarang saatnya untuk konstructif, terutama bagi beberapa perusahaan yang teruji bisa mengelola beberapa keadaan dan memberikan outlook optimistis ke depannya," tutur Edward Moya, analis senior Oanda, dikutip CNBC International.

Para investor juga merespons positif data tenaga kerja yang terbukti lebih baik dari ekspektasi dan dampaknya bagi kebijakan moneter ke depannya. Data tenaga kerja AS per Januari menyebutkan ada tambahan slip gaji baru sebanyak 467.000, jauh lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 150.000.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali lompat melampaui angka 1,9%, menjadi level tertinggi sejak Desember 2019. Padahal, pada akhir 2021, imbal hasil obligasi yang menjadi acuan pasar tersebut hanya di angka 1,51%.

Rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada Maret ini untuk memerangi inflasi. Namun kebijakan ini juga memicu kenaikan imbal hasil, dan koreksi saham teknologi yang memikul kenaikan kupon obligasi sebagai imbasnya. Indeks S&P 500 pun anjlok lebih dari 5% tahun ini.

Terakhir, koreksi saham tenlogi terjadi akibat anjloknya saham Meta yang memicu koreksi saham teknologi lainnya. Pada Kamis pekan lalu, saham induk usaha Facebook ini terbanting hingga 26,4% setelah perseroan merilis kinerja keuangan yang buruk.

Indeks Nasdaq pun anjlok 3,7% pada Kamis, menjadi kinerja harian terburuk sejak September 2020. Adapaun S&P 500 mencetak kinerja harian terburuk sepanjang tahun ini dengan longsor 2,4%, sementara Dow Jones kehilangan 518,17 poin.

Namun pada Jumat aksi beli atas saham Meta kembali terjadi karena pasar menilai apa yang terjadi pada Facebook serupa dengan situasi pada 2018, sehingga diperkirakan bakal menguat kembali.

(ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular