Newsletter

Semesta Mendukung, IHSG Bisa Happy Ending Hari Ini?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
03 February 2022 06:00
Presiden Joko Widodo tinjau pabrik perakitan Isuzu Traga di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur pada Kamis, 12 Desember 2019. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Foto: Presiden Joko Widodo tinjau pabrik perakitan Isuzu Traga di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur pada Kamis, 12 Desember 2019. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

IHSG berpotensi melanjutkan momentum positif pada perdagangan hari ini, tidak hanya didukung oleh kinerja positif indeks Wall Street semalam, tapi juga oleh sentimen-sentimen positif lain yang dapat membantu pasar. Meski demikian masih terdapat beberapa sentimen negatif yang juga perlu diperhatikan oleh investor.

Dari dalam negeri , hasil Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan Januari yang berada di level 53,7 berdasarkan survei IHS Markit. Angka tersebut naik dibanding Desember tahun lalu yang mencapai 53,5.

Indeks di atas 50 menandakan bahwa industri manufaktur dalam tahap ekspansif. PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 melampaui PMI Manufaktur rata-rata negara ASEAN (52,7).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Senin juga menyebut bahwa nilai ekspor industri manufaktur pada tahun 2021 naik 34% dari level pra-pandemi menjadi sebesar USD177,10 miliar atau menyumbang hingga 76,49 persen dari total ekspor nasional.

Menurut IHS Markit, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada tingkat solid di awal 2022. Kondisi permintaan secara umum menguat, sebagian karena catatan kenaikan pada penjualan asing yang mendukung kenaikan lebih tajam pada output manufaktur. Hal ini kemudian mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Indonesia periode Januari 2022. Hasilnya tidak jauh berbeda dari ekspektasi pasar

Pada Rabu, Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan terjadi inflasi 0,56% pada Januari 2022 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan Januari 2021 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 2,18%.

Gubernur BI Perry Warjiyo hari ini menyatakan suku bunga masih tetap akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi.

"BI 7 days reverse repo rate tetap dipertahankan rendah sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers.

Selanjutnya kabar baik datang dari negeri Paman Sam setelah beberapa pejabat teras bank sentral AS (The Fed) meredakan spekulasi kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Maret, menjadi indikasi bahwa The Fed tidak akan sangat agresif dalam menormalisasi kebijakan moneternya.

Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan ia mendukung kenaikan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin. Tetapi ia tidak melihat suku bunga bisa dinaikkan sebesar 50 basis poin di bulan Maret nanti.

"Jika inflasi berada di level saat ini dan mulai menurun, saya tidak melihat kenaikan sebesar 50 basis poin. Tetapi jika ada kenaikan tajam inflasi, saya rasa kita perlu bertindak lebih agresif," kata Harker saat wawancara dengan Bloomberg, Selasa (1/2).

Meski The Fed dikabarkan akan 'lebih santai' dalam menaikkan suku bunga, hal ini berseberangan dengan bank sentral Inggris, dengan para ekonom memperkirakan Bank of England akan menaikkan suku bunga secara berurutan untuk pertama kalinya sejak 2004 dalam upaya untuk mengarahkan ekonomi Inggris melalui inflasi tinggi.

Sebelumnya, Bank sentral Inggris telah menaikkan bunga utamanya menjadi 0,25% pada Desember 2021 lalu dari terendah 0,1%. Sejak itu, data menunjukkan inflasi Inggris tetap melonjak ke level tertinggi dalam 30 tahun pada bulan Desember karena biaya energi yang lebih tinggi, permintaan yang bangkit kembali, dan masalah rantai pasokan terus menaikkan harga konsumen.

Ekonom dan analis secara luas mengharapkan bank sentral untuk meningkatkan suku bunga utamanya dari 0,25% menjadi 0,5% sebagai tanggapan terhadap inflasi yang semakin liar tersebut. Bank sentral Inggris dijadwalkan akan mengumumkan keputusannya malam ini.

Terakhir terdapat satu sentimen yang dapat membebani kinerja IHSG yakni lonjakan kasus infeksi Covid yang angkanya terus meningkat drastis dalam sepekan. Dalam empat hari terakhir kasus corona bahkan telah menembus angka 10.000, dengan yang terbaru tanggal 2 Februari angka ini melonjak lagi menjadi 17.895 kasus positif baru, dengan total kasus aktif tercatat sejumlah 81.349 kasus.

Perlu diingat, tanggal 31 Januari lalu adalah akhir dari PPKM. Dengan angka Covid-19 saat ini semakin memprihatinkan, maka terdapat potensi bahwa status PPKM akan ditingkatkan terutama di Jakarta sebagai pusat ekonomi Indonesia. Apalagi setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memandang penetapan level PPKM mesti diputuskan dengan mempertimbangkan wilayah lainnya.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular