Newsletter

Covid Delta & Omicron Siap Bawa Kekacauan di Pasar!

Putra, CNBC Indonesia
11 January 2022 06:45
Infografis/Varian Delta  Disebut ‘Beranak’ hingga 24 Jenis, Menkes tak mau kebobolan/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Varian Delta Disebut ‘Beranak’ hingga 24 Jenis, Menkes tak mau kebobolan/Aristya Rahadian

Melihat Wall Street yang galau dan yield SBN AS yang terus meningkat di tengah peluang normalisasi kebijakan the Fed tentu bukan kabar baik bagi pasar keuangan Asia dan Indonesia.

Pasar kemungkinan akan merasakan gejolak pada perdagangan hari ini. Risiko lain juga datang dari perkembangan Covid-19.

Belum juga varian Omicron tuntas, ilmuwan kembali menemukan varian baru Covid-19 yang memiliki karakteristik seperti Omicron dan Delta sehingga disebut sebagai Deltacron. Varian ini ditemukan di Siprus dan sudah ada 25 kasus.

"Saat ini ada koinfeksi Omicron dan Delta dan kami menemukan strain ini yang merupakan kombinasi dari keduanya," kata peneliti, Profesor Ilmu Biologi Universitas Siprus Leondios Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan TV lokal, Sigma. "Penemuan itu dinamai Deltacron karena identifikasi genetik mirip Omicron."

Terkait apakah lebih berbahaya atau tidak, peneliti masih harus melakukan penelitian dan mengumpulkan lebih banyak bukti dan data untuk mengambil konklusi.

Namun sejauh ini varian Omicron telah memicu gelombang baru infeksi Covid-19 secara global dan tetap menjadi momok bagi perekonomian dunia.

Di pekan pertama Januari 2022, kasus infeksi harian Covid-19 global mengalami kenaikan yang tajam. Jika di akhir Desember kasus harian masih di kisaran 1 juta, per 8 Januari 2022 rerata kasus harian dalam sepekan sudah naik 2x menjadi 2,2 juta.

Senada dengan kenaikan kasus Covid-19 global, kasus harian di dalam negeri juga meningkat. Kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia sejak November sudah konsisten berada di bawah 500 kasus. Namun di pekan lalu kasus Covid-19 kembali menyentuh angka 500 kasus per hari.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari dunia tambang batu bara. Setelah memberlakukan larangan ekspor sejak awal Januari, akhirnya Indonesia memutuskan untuk membuka keran ekspor si batu hitam.

Awalnya larangan ekspor tersebut disebabkan karena stok batu bara PLN yang rendah sehingga diharapkan para produsen fokus untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Namun seiring dengan membaiknya kondisi stok di perusahaan setrum negara akhirnya pemerintah mulai mengizinkan 14 kapal vessel pengangkut batu bara untuk diekspor sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

"Mulai hari ini, setelah melihat kondisi pasokan di PLN yang jauh lebih baik, 14 kapal yang sudah terisi penuh batu bara dan sudah dibayar pembeli, bisa langsung dilepas untuk ekspor," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam sebuah pernyataan.

Terhitung sejak larangan ekspor diberlakukan, harga batu bara acuan global terpantau mengalami kenaikan lebih dari 10% dan sempat tembus US$ 180/ton hanya dalam waktu sepekan.

Namun dengan adanya pelonggaran ekspor yang dilakukan oleh Pemerintah seperti sekarang ini, harga batu bara cenderung akan kembali turun. 

(trp/vap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular