Newsletter

Awas Investor, Faktor Ini Bisa Buyarkan Fenomena Santa Rally

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 December 2021 06:15
Emiten Wall Street. AP
Foto: Emiten Wall Street. AP

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan lalu ditutup di zona merah menyusul kekhawatiran akan kenaikan kasus Covid-19 AS akibat varian Omicron yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 1,5% menjadi 35.365,44 sementara S&P 500 turun 1% menjadi 4.620,64. Nasdaq tertekan paling tipis di antara ketiga indeks utama di Wall Street, sebesar 0,1% menjadi 15.169,68.

Secara mingguan, Nasdaq menjadi pemberat utama Wall Street setelah indeks utama berisi saham-saham teknologi tersebut ambruk nyaris 3% selama sepekan, jauh lebih parah dari koreksi Dow Jones dan S&P 500 yang pada periode sama tertekan masing-masing sebesar 1,7% dan 1,9%.

Koreksi saham teknologi dipimpin Microsoft yang meski dalam sehari Jumat pekan lalu hanya melemah 0,3%, tetapi selama sepekan ambruk nyaris 5,5%. Adapun saham Alphabet (induk usaha Google) dan Apple ambles lebih dari 4% sepanjang pekan.

Saham JPMorgan Chase ambles 2,3% setelah terkena denda senilai US$ 200 juta karena pelanggaran pencatatan "meluas", termasuk penggunaan aplikasi ilegal pemesanan saham dan gagal menjaga komunikasi.

Meningkatnya kasus Covid-19 AS dan kian agresifnya penyebaran Omicron memicu kekhawatiran bahwa ekonomi akan terganggu kembali, menyusul diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial.

Akibatnya, saham-saham sektor kesehatan kembali meraja. Produsen vaksin Moderna dan Pfizer mencetak reli mingguan masing-masing sebesar 14,7% dan 12,7% pada pekan lalu dan di barisan jawara pengangkat indeks S&P 500.

Di sisi lain, keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mempercepat laju pengurangan pembelian surat utang di pasar (tapering) menjadi momok bagi pasar. Terlebih rencana mereka menaikkan suku bunga acuan beberapa kali pada tahun depan,

"Ini merupakan pekan yang bergejolak, tidak hanya dalam hal aksi harga tetapi berita yang telah keluar," tutur analis Ventura Wealth Management, Tom Cahill, seperti dikutip CNBC International.

Sepanjang bulan berjalan, S&P 500 masih terhitung menguat 1,2% pada Desember ini. Adapun sepanjang tahun berjalan, indeks tersebut tercatat melesat 23%.

Jumat lalu merupakan periode kadaluwarsa kontrak opsi (option) dan kontrak berjangka (futures) saham dan indeks di Wall Street, yang terjadi secara kuartalan. Periode ini dijuluki sebagai "quadruple witching hour" atau "masa di mana kekuatan gelap memuncak" karena tingkat volatilitas pasar yang meninggi.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular