
Wall Street Gak Galau Lagi, IHSG Bisa to The Moon?

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berhasil ditutup rebound ke zona hijau dan juga berhasil melesat pada perdagangan Rabu (15/12/2021), karena pasar berhasil melewati salah satu ketidakpastian besar menjelang akhir tahun.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengisyaratkan pelepasan yang lebih agresif dari pembelian obligasi bulanannya, seperti yang diharapkan oleh pasar dan memperkirakan adanya kenaikan suku bunga secara bertahap pada tahun depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,08% ke level 35.927,43, S&P 500 melonjak 1,63% ke posisi 4.709,84, dan Nasdaq Composite meroket 2,15% menjadi 15.565,58.
The Fed mengumumkan bahwa mereka akan tetap mengurangi pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering pada kecepatan yang lebih cepat di tengah kenaikan inflasi yang berkelanjutan.
The Fed hanya akan membeli obligasi sebesar US$ 60 miliar per bulan mulai Januari 2022, turun dari tingkat Desember sebesar US$ 90 juta dan mengatakan bahwa kemungkinan akan melanjutkan skema tersebut di bulan-bulan mendatang.
Langkah itu dilakukan ketika bank sentral paling powerful di dunia tersebut sedang bergulat dengan tingkat inflasi tertinggi dalam hampir empat dekade terakhir. Dengan ini, maka The Fed diperkirakan akan mempercepat tapering-nya pada bulan ini.
Percepatan tapering dapat membuka ruang untuk kenaikan suku bunga pertama pada tahun depan. The Fed juga memberi isyarat bahwa anggotanya melihat ada potensi tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2022.
"Sekarang saya telah melihat seberapa tinggi tingkat yang terjadi dan seberapa cepat itu akan terjadi. Ketidakpastian dihilangkan dari pasar. Dari perspektif ekuitas, sekarang mereka hanya perlu fokus pada pendapatan, margin, dan pertumbuhan," kata Jim Caron, chief strategist di tim global fixed income di Morgan Stanley Investment Management, dikutip dari CNBC International.
Saham sektor teknologi di AS pun kembali cerah setelah sekitar dua hari terakhir mengalami koreksi. Saham Apple melesat nyaris 3%, menopang indeks Nasdaq dan melanjutkan momentum saham baru-baru ini. Saham big tech lainnya seperti Microsoft dan Netflix juga bergerak lebih tinggi.
Saham defensive juga terpantau cerah, di mana saham sektor healthcare seperti saham UnitedHealth melonjak 3,1% dan saham Amgen melesat 2,6%.
Namun, saham sektor bank besar di AS cenderung terkoreksi setelah The Fed mengisyaratkan beberapa kenaikan suku bunga pada tahun depan.
Saham JPMorgan melemah 0,75% dan Bank of America terkoreksi 0,43%. Namun, beberapa saham bank regional, seperti saham Comerica, mengalami kenaikan moderat.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun kembali naik 1,9 basis poin (bp) ke level 1,458% pada pukul 16:48 sore waktu AS.
Di lain sisi, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan dalam konferensi persnya pada Rabu siang waktu AS bahwa pasar tenaga kerja AS belum sepenuhnya pulih, di mana angka partisipasi angkatan kerja masih cenderung melambat. Tetapi Powell mengatakan bahwa The Fed masih tepat untuk memutar kembali beberapa kebijakan era pandemi.
"Kami tidak akan kembali ke ekonomi yang sama seperti yang kami alami pada Februari 2020. ... Pasar tenaga kerja dan ekonomi pascapandemi secara umum, dan tingkat pekerjaan maksimum yang konsisten dengan stabilitas harga berkembang dari waktu ke waktu," kata Powell.
Di tengah perhatian pelaku pasar yang tertuju pada pertemuan The Fed, kabar kurang baik datang dari seputaran virus corona (Covid-19) varian Omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Selasa (14/12/2021) lalu kembali memperingatkan bahwa varian Omicron cenderung menyebar lebih cepat daripada varian-varian sebelumnya dan mungkin sudah ada di seluruh negara.
Kabar positif muncul dari sisi politik, di mana Kongres yang dikuasai partai Demokrat meloloskan undang-undang kenaikan batasan utang, sehingga Presiden AS Joe Biden tinggal menyetujuinya tatkala pemerintah AS menghadapi anggaran yang ketat.
(chd/chd)