Newsletter

Wall Street Bangkit Abaikan Omicron, IHSG Bisa Kembali Hijau?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 06:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (6/12/2021), di mana investor cenderung mengabaikan sentimen regulasi dari bursa yang menghapus kode broker di running trade mulai Senin kemarin.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,13% ke level 6.547,116. Penguatan IHSG cenderung terpangkas. Padahal, IHSG bisa saja ditutup di level 6.575,06 pada Senin (6/12) kemarin.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi perdagangan Senin kemarin kembali meningkat menjadi Rp 12,6 triliun. Sebanyak 214 saham menguat, 301 saham melemah dan 151 lainnya stagnan. Investor Asing tercatat kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 184 miliar di pasar reguler.

Sebaliknya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) malah melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Ibu Pertiwi juga tidak berkutik di pasar spot.

Pada Senin (6/12/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.441. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

DI pasar spot, US$ 1 dihargai Rp 14.435 kala penutupan perdagangan. Rupiah terdepresiasi 0,28%.

Seperti rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga kewalahan meladeni keperkasaan greenback. Hanya yuan China, peso Filipina, dan dolar Singapura yang masih bisa menguat.

Sentimen untuk perdagangan kemarin datang baik dari dalam negeri maupun dari luar. Dari luar negeri sejatinya tekanan terhadap bursa domestik datang dari perkembangan pasar keuangan global dan varian virus corona (Covid-19) Omicron.

Terkait dengan perkembangan Covid-19 varian Omicron, pada perdagangan kemarin masih menjadi momok yang membayangi pasar keuangan dunia, termasuk di Indonesia. Apalagi, kasus infeksi akibat Omicron juga sudah ditemukan di wilayah Asia Tenggara.

Kemudian dari dalam negeri, sentimen datang dari regulasi yang diterapkan oleh bursa. Mulai perdagangan kemarin, Senin (6/12/2021) akan ada beberapa perubahan pada mekanisme perdagangan saham di bursa lokal. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembaharuan dengan menambahkan beberapa fitur sepanjang perdagangan berlangsung.

Beberapa fitur tersebut antara lain pengaturan mekanisme perdagangan saat pre-opening dan pre-closing yakni dengan menambahkan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP), Indicative Equilibrium Volume (IEV) dan yang menarik adalah aturan random closing.


(fsd)
Pages