
Wall Street Kompak Rebound Tajam, IHSG Happy Weekend?

Bursa saham AS alias Wall Street berhasil rebound tajam pada Kamis waktu setempat, menyusul aksi jual yang didorong kabar Covid-19 Omicron pada perdagangan sebelumnya, seiring pelaku pasar melakukan aksi beli saat harga murah (buy the dip) sembari terus mengamati perkembangan kabar dari galur baru virus Corona.
Indeks Dow Jones Industrial naik 617,75 poin atau 1,82% menjadi 34.639,79, dibantu oleh kenaikan 7,5% saham Boeing.
Kemudian, indeks S&P 500 terkerek 1,4% ke posisi 4.577,10. Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi menguat 0,8% ke 15.381,32. Sementara, indeks acuan saham berkapitalisasi pasar kecil alias small cap Russell 2000, yang sarat dengan saham-saham yang paling sensitif secara ekonomi, menanjak 2,7%.
Saham maskapai penerbangan, kasino, dan energi memimpin kenaikan pada Kamis, rebound dari penurunan pasar hari sebelumnya. Saham Delta Air Lines melonjak sekitar 9,3%, MGM Resorts melesat hampir 7,7%, dan Hilton Worldwide mendaki 7,4%.
Kemudian, saham Norwegian Cruise Line bertambah 7,7% dan Wynn Resorts ditutup melambung hampir 8,2%. Setali tiga uang, saham Occidental Petroleum dan Baker Hughes masing-masing bertambang 2,4% dan 2,5%.
Saham komponen indeks Dow Boeing melonjak 7,5% setelah China mengizinkan 737 Max untuk kembali terbang.
Saat ini, investor terus mencermati perkembangan varian baru Covid-19 Omicron, setelah kasus pertama di AS dikonfirmasi pada Rabu lalu.
Melansir CNBC International, pemerintahan Presiden AS Joe Biden bereaksi terhadap kabar bahwa kasus Omicron telah dilaporkan di California dengan meminta sektor bisnis untuk melanjutkan persyaratan vaksinasi, kendati mandat pemerintah saat ini dihentikan di pengadilan sembari menunggu peninjauan.
Selain itu, Gedung Putih juga memperketat aturan perjalanan, mengharuskan penumpang untuk diuji dalam waktu 24 jam sebelum keberangkatan.
Teranyar, kasus Omicron kedua terungkap pada Kamis. Otoritas kesehatan masyarakat Minnesota melaporkan kasus tersebut berkaitan dengan seorang penduduk yang baru saja kembali dari New York City. Adapun pasien Covid-19 asal Minnesota tersebut telah pulih dari omicron, sedangkan pasien dari California mengalami gejala ringan.
Berbeda nasib, saham Apple turun 0,61% setelah Bloomberg News melaporkan bahwa raksasa teknologi itu mengalami perlambatan permintaan iPhone menjelang musim liburan.
"Meskipun bagus untuk melihat reli, saya tidak yakin investor harus menaruh banyak perhatian ke dalamnya," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi untuk Leuthold Group kepada CNBC International.
Jim menambahkan, saat ini ketakutan dan sikap tamak (greed) bakal mewarnai aktivitas perdagangan saham, di tengah investor masih khawatir soal kabar terburuk yang tampaknya belum berakhir dan ketakutan akan terhambatnya pemulihan pandemi.
Kemungkinan The Fed yang akan mengurangi program pembelian asetnya atau tapering off lebih cepat dari perkiraan juga menjadi fokus pasar.
"Kita tetap berhati-hati pada indeks S&P 500 di tengah pengetatan Fed yang bersifat hawkish ke pasar yang dinilai terlalu tinggi," kata Savita Subramanian, kepala strategi ekuitas & kuantitatif Bank of America Securities.
Namun, Bank of America mencatat bahwa Desember secara historis menjadi bulan yang kuat bagi S&P 500, dengan kenaikan rata-raya 2,3% sejak 1936 dan berakhir positif sebanyak 79% sepanjang waktu. Namun, imbuh Subramanian, Desember tidak selalu kebal terhadap aksi jual.
"Kita telah melihat 'film' ini sebelumnya dan Wall Street kemungkinan akan tetap didorong oleh berita utama soal varian Covid sampai penilaian yang jelas atas gelombang [Covid-19] ini dapat dibuat," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda.
Di sisi data, klaim tunjangan pengangguran awal AS mencapai 222.000 untuk pekan yang berakhir 27 November. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan ekonom yang dihimpun Dow Jones, yakni sebesar 240.000. Sementara, posisi periode sebelumnya menunjukkan angka 199.000 pelapor klaim tunjangan pertama kali, yang merupakan terendah sejak November 1969.
Adapun laporan pekerjaan AS per November akan dirilis pada Jumat. Menurut Dow Jones, ekonom memperkirakan ada tambahan 573.000 pekerjaan selama bulan lalu, naik dari 531.000 pada Oktober. Kemudian, tingkat pengangguran Negeri Paman Sam diperkirakan turun menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,6%.
(adf/adf)