Newsletter

Omicron Dicuekin! Wall Street Kompak Hijau, IHSG Bisa Juga?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
30 November 2021 06:23
Otoritas Belanda mendeteksi 13 kasus positif virus Corona (COVID-19) varian Omicron dari dua penerbangan asal Afrika Selatan (Afsel). (REUTERS/EVA PLEVIER)
Foto: Otoritas Belanda mendeteksi 13 kasus positif virus Corona (COVID-19) varian Omicron dari dua penerbangan asal Afrika Selatan (Afsel). (REUTERS/EVA PLEVIER)

Secara umum, sentimen soal perkembangan pemberitaan soal Covid-19 Omicron masih akan mewarnai pergerakan pasar hari ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengingatkan soal tingkat bahaya Corona Omicron secara global.

Melansir Reuters, Senin (29/11/2021), WHO bilang, varian virus corona Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional, menimbulkan risiko global yang "sangat tinggi" berkaitan dengan lonjakan infeksi yang bisa memiliki "konsekuensi parah" di beberapa area.

Badan PBB tersebut mendesak 194 negara anggotanya untuk mempercepat vaksinasi untuk kelompok prioritas tinggi dan, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus, "memastikan rencana mitigasi ada" untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.

"Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada lintasan pandemi," kata WHO dilansir dari Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/11/2021).

"Risiko global secara keseluruhan terkait dengan varian baru ... dinilai sangat tinggi," imbuh WHO.

Namun, dokter Afrika Selatan yang pertama kali memperingatkan jenis baru ini, Dr. Angelique Coetzee, mengatakan kepada BBC Sunday bahwa gejala terkait yang terlihat sejauh ini "sangat ringan."

Varian ini pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November dari Afrika Selatan, di mana infeksi Covid-19 meningkat tajam.

Sejak itu menyebar ke seluruh dunia, terutama di Eropa. Melansir CNBC International, Inggris telah mengidentifikasi sembilan kasus pada Senin pagi, enam di antaranya berada di Skotlandia, sementara Belanda dan Portugal masing-masing menemukan 13 kasus.

Di wilayah lain di Eropa, sejumlah kecil kasus telah diidentifikasi di Jerman, Italia, Republik Ceko, Belgia dan Austria.

Terbaru, Jepang memutuskan akan menutup perbatasannya untuk orang asing, bergabung dengan Israel dalam mengambil tindakan pengetatan pasca-pengumuman adanya galur Corona Omicron tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun untuk pertama kalinya angkat bicara perihal varian baru Covid-19 Omicron.

Berbicara saat memberikan pidato Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2022, Jokowi menegaskan bahwa pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir.

"Kita harus tetap waspada, karena pandemi belum berakhir," kata Jokowi di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/11/2021).

Selain soal varian Covid-19 teranyar, para investor juga akan mengamati rilis data dari luar negeri untuk hari ini.

Pertama, data tingkat pengangguran Jepang per Oktober yang diprediksi akan kembali sebesar 2,8%.

Kedua, data aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) China per November yang diramal akan naik menjadi 49,6 dari posisi bulan sebelumnya di 49,2.

Dengan demikian, ini menandai kembali menguatnya (kendati belum melewati fase ekspansi di 50) aktivitas manufaktur China, setelah mengalami penurunan selama 7 bulan beruntun.

 

Ketiga, soal data flash tingkat inflasi Uni Eropa per November, yang diramal kembali naik secara tahunan menjadi 4,5%, dari bulan sebelumnya 4,1%--rekor tertinggi selama 13 tahun terakhir. Ini akan menjadi kenaikan selama 5 bulan beruntun atau sejak Juli 2021 ketika inflasi yoy Uni Eropa sebesar 2,2%.

 

Keempat, Ketua Bank Sentral AS alias The Fed Jerome Powell, yang baru saja dinominasikan untuk masa jabatan kedua oleh Presiden AS Joe Biden, akan memberikan testimoni tentang CARES (Coronavirus Aid, Relief, and Economic Security) Act, program stimulus era pandemi bank sentral, di hadapan Komite Perbankan Senat di Washington pada Selasa waktu AS.

Selain Powell, Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga akan memberikan testimoni.

Sidang serupa akan diadakan di depan Komite Keuangan DPR AS pada Rabu waktu setempat.

Dari pidato keduanya, investor akan menggali pemahaman baru tentang prospek pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam di tengah ketidakpastian pandemi saat ini.

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular