Newsletter

Kasus Covid-19 Jerman Naik 10 Kali Lipat, RI Siaga Penuh?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 November 2021 06:22
Pidato Kunci Presiden RI, Jokowi pada Kompas100 CEO Forum, 18 November 2021. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Pidato Kunci Presiden RI, Jokowi pada Kompas100 CEO Forum, 18 November 2021. (Tangkapan Layar Youtube)

Kenaikan kasus Covid-19 di Eropa tersebut membuat Indonesia juga waspada, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru yang bisa memicu lonjakan kasus lagi. Presiden Jokowi sudah berulang kali mengingatkan agar tetap waspada dengan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 berkaca dari negara-negara lainnya.

Pemerintah rencananya akan menerapkan aturan PPKM level 3, 24 Desember hingga 2 Januari. Ini akan berlaku di seluruh wilayah Indonesia, baik yang sudah berstatus PPKM level 1 maupun 2.

Pemerintah yang berhati-hati menjelang Natal dan Tahun Baru, tentunya membuat para investor berhati-hati masuk ke pasar saham.

Selain itu pelaku pasar akan menanti rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Transkaksi berjakan (current account) akan menjadi perhatian pelaku pasar, sebab BI memperkirakan akan kembali surplus. Hal tersebut disebabkan neraca perdagangan yang terus mencetak hasil positif.

"Transaksi berjalan triwulan III-2021 diperkirakan surplus didorong oleh surplus neraca perdagangan yang meningkat menjadi US$ 13,2 miliar, tertinggi sejak triwulan IV-2009. Kinerja tersebut didukung ekspor komoditas utama seperti CPO, kimia organik, dan biji logam dan bahan baku seiring perbaikan ekonomi domestik," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Oktober 2021, Selasa (19/10/2021).

Transaksi berjalan yang surplus bisa berdampak positif ke rupiah. Selain itu, ada kabar baik bagi rupiah yang bisa membuatnya menguat pada hari ini. Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin kembali terkoreksi 0,31% ke 95,533. Kemudian hasil survei 2 mingguan Reuters menunjukkan pelaku pasar menambah posisi beli (long) rupiah.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (18/11/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di -0,72, naik dari 2 pekan lalu -0,41.

Rupiah juga menjadi mata uang terbaik kedua, dari 9 mata uang Asia lainnya, hanya kalah dari yuan China -87.

Semakin besar posisi long, maka nilai tukar mata uang biasanya cenderung menguat. Sehingga, menjadi kabar baik bagi rupiah.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berikut Rilis Data Ekonomi dan Agenda Hari Ini

(pap/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular