Newsletter

Kasus Covid-19 Jerman Naik 10 Kali Lipat, RI Siaga Penuh?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 November 2021 06:22
Angela Merkel. (AP/Markus Schreiber)
Foto: AP/Markus Schreiber

Wall Street belum mampu kompak menguat artinya sentimen pelaku pasar masih belum terlalu bagus. Hal ini tentunya berisiko membuat bursa saham Asia kembali terkoreksi, begitu juga dengan IHSG.

Inflasi tinggi yang melanda berbagai negara memberikan dampak negatif ke aset-aset berisiko.

Kenaikan inflasi juga disoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu ancaman yang dihadapi Indonesia.

"Kita paham ada tantangan yang kita waspadai," ujar Sri Mulyani usai menyampaikan hasil sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (17/11/2021)

"Untuk Indonesia harga di produsen mengalami kenaikan 7,3%. Kalau di Eropa kenaikan 16,3%, China 13,5%, dan di AS 8,6%, Korea Selatan 7,5%," jelasnya.

Dari inflasi tingkat produsen ini bisa merambat ke konsumen, sehingga bisa menggerus daya beli.

Menambah sentimen negatif, hubungan Amerika Serikat dan China sepertinya akan kembali memanas. Padahal baru di pekan ini Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping berbicara 4 mata. Pertemuan secara virtual tersebut menjadi yang paling akrab sejak Biden menjabat presiden.

Namun, kemarin Biden mengatakan akan melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022. Dengan Boikot tersebut, para atlit Paman Sam masih bisa berlaga, tetapi tidak akan dihadiri oleh pejabat AS.

Boikot tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap China atas tindakannya ke komunitas Muslim Uighur.

Sentimen negatif bagi aset-aset berisiko juga datang dari kenaikan kasus Covid-19 di Eropa. Jerman, raksasa ekonomi Benua Biru kembali mengalami serangan virus corona gelombang ke-4. Bahkan kemarin mencatat penambah kasus sebanyak 64.029 orang, tertinggi sepanjang pandemi. Jumlah tersebut naik nyaris 10 kali lipat ketimbang satu bulan lalu saat penambahan kasus masih di bawah 7.000 orang per hari.

"Negara kita sedang dihantam gelombang ke-4 virus corona dengan kekuatan penuh," kata Kanselir Angela Merkel, sebagaimana diwartakan CNBC International, Rabu (17/11).

"Jumlah infeksi baru lebih tinggi dari sebelumnya... dan jumlah kematian harian juga menakutkan," tambahnya.

Merkel juga mengingatkan bagi warganya yang belum vaksinasi akan segera melakukan. Jerman saat ini melalukan pembatasan sosial bagi warganya belum melakukan vaksinasi.

"Banyak langkah-langkah pengetatan yang kita umumkan sebenarnya tidak perlu dilakukan jika semakin banyak warga yang sudah divaksin.

vaksinFoto: Our World in Data

Dibandingkan negara-negara besar Eropa lainnya, tingkat vaksinasi Jerman menjadi yang paling rendah. Berdasarkan Our World in Data sebanyak 70% dari populasi sudah divaksin, dengan rincian 67% dari total populasi Jerman sudah mendapat vaksinasi penuh, dan 2,5% baru mendapat dosis pertama.

Jerman berada di bawah Inggris dengan 74%, kemudian Prancis 76%, Italia 78%, dan Spanyol 82% dari total populasi sudah mendapat vaksinasi.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(pap/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular