Newsletter

Fed Bisa Kerek Suku Bunga 3 Kali, Pak Perry Mohon Petunjuk!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 November 2021 06:13
Pengumuman hasil rapat dewan Gubernur bulanan Oktober 2021 cakupan triwulanan, Selasa (19/10/2021). (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)
Foto: Pengumuman hasil rapat dewan Gubernur bulanan Oktober 2021 cakupan triwulanan, Selasa (19/10/2021). (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)

James Sweeney, kepala ekonom di Credit Suisse mengatakan BI akan menaikkan suku bunga di tahun depan guna mencegah terjadinya capital outflow dan menjaga stabilitas rupiah.

"Saat The Fed mulai mengurangi kebijakan moneter akomodatifnya dan memulai tapering di kuartal IV-2021, kami melihat Bank Indonesia akan menjaga nilai tukar rupiah dari kemungkinan terjadinya capital outflow dengan menaikkan suku bunga di tahun depan," kata Sweeney, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (16/11/2021).

Jika BI mempertegas proyeksi kenaikan suku bunga di tahun depan pada pengumuman rapat kebijakan moneter kali ini, rupiah berpeluang menguat dan berlanjut hingga Jumat besok.

Tidak sekedar kenaikan suku bunga di tahun depan, tetapi pasar juga akan melihat apakah BI akan ahead the curve atau behind the curve.

Ahead the curve, merupakan jargon yang sering kali disebutkan Gubernur BI Perry Warjiyo pada tahun 2018 lalu.

Jargon ahead the curve yang dimaksud Perry mengacu kepada sikap hawkish yang diterapkannya dalam merespons normalisasi tingkat suku bunga acuan yang dilakukan The Fed. Saat itu Perry sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

The Fed diprediksi agresif menaikkan suku bunga di tahun depan, sebanyak 2 hingga 3 kali dan dimulai Juli 2022, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group.

Tidak hanya pasar, para anggota pembuat kebijakan The Fed juga melihat suku bunga bisa naik 2 kali di tahun depan. Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

dot plotFoto: Dot Plot Federal Reserve

Dalam dot plot yang terbaru edisi September, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Jika itu terjadi, maka ada kemungkinan BI kali ini behind the curve. Sebab, jika BI juga agresif dalam menaikkan suku bunga, maka stimulus moneter untuk memacu pertumbuhan ekonomi akan berkurang.

Namun, tidak menutup kemungkinan BI juga akan agresif, seandaianya terjadi capital outflow yang besar, dan nilai tukar rupiah merosot.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berikut Rilis Data Ekonomi dan Agenda Hari Ini 

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular