
Fed Bisa Kerek Suku Bunga 3 Kali, Pak Perry Mohon Petunjuk!

Bursa saham AS (Wall Street) melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat. Tingginya inflasi kembali menjadi perhatian pelaku pasar membuat ketiga indeks utama berakhir di zona merah.
Indeks Dow Jones memimpin pelemahan sebesar 0,58% ke 35.931,05, kemudian Nasdaq minus 0,33% ke 15.921,57, dan S&P 500 turun 0,26% ke 4.688,67.
Inflasi yang tinggi tidak hanya dialami Amerika Serikat, tetapi juga negara-negara Benua Biru.
Biro Statistik Inggris siang ini melaporkan inflasi yang dilihat dari consumer price index (PCI) melesat 4,2% di bulan Oktober dari tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) dari bulan sebelumnya 3,1% YoY. Kenaikan tersebut bahkan lebih tinggi dari hasil polling Reuters yang memprediksi 3,9% YoY.
Inflasi Inggris di bulan Oktober menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir, tepatnya sejak November 2011. Inflasi tersebut lebih dari dua kali lipat dari target bank sentral Inggris.
Hal yang sama juga terjadi di zona euro, dimana inflasinya tumbuh 4,1% YoY, jauh di atas target European Central Bank sebesar 2%. Selain itu, pelaku pasar juga melihat kembali laporan earning raksasa ritel AS. Setelah Walmart dan Home Depot yang melaporkan penjualan yang lebih tinggi dari ekspektasi, kemarin giliran Target mengumumkan hal yang sama.
Namun, CEO Target mengatakan kenaikan inflasi akan berdampak pada laba perusahaan ke depannya, sebab kenaikan harga-harga tersebut akan ditanggung Target tidak dibebankan ke konsumen. Saham Target melemah hingga 4,7% menyusul pengumuman tersebut.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
(pap/pap)