Newsletter

Wall Street Kembali Cetak Rekor, Bagaimana IHSG Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 November 2021 06:00
Pengunjung Wajib Menggunakan PeduliLindungi Saat Masuk Supermarket (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung Wajib Menggunakan PeduliLindungi Saat Masuk Supermarket (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Kembali bergairahnya bursa Wall Street pada perdagangan semalam meskipun penguatannya cenderung tipis perlu dicermati oleh pelaku pasar pada hari ini.

Masih positifnya bursa saham Negeri Paman Sam didorong oleh optimisme pelaku pasar di AS seiring makin terkendalinya kasus Covid-19 di AS, data tenaga kerja yang terus membaik, dan telah disahkannya RUU stimulus infrastruktur.

Sebagai informasi, RUU infrastruktur tersebut akan memberikan dana senilai US$ 550 miliar atau setara dengan Rp 7.865 triliun (kurs Rp 14.300/US$) untuk investasi federal baru dalam infrastruktur Amerika selama 5 tahun, menyentuh segala aspek mulai dari jembatan dan jalan hingga sistem broadband, air, dan energi.

Para ahli mengatakan dana tersebut sangat dibutuhkan untuk memastikan perjalanan yang aman, serta transportasi barang dan produk yang efisien di seluruh AS, mengingat awal tahun ini sistem infrastruktur AS memperoleh nilai C dari American Society of Civil Engineers.

Meskipun demikian, dana yang disetujui kali ini secara signifikan lebih kecil dari proposal US$ 2,25 triliun atau setara dengan Rp 32.000 triliun yang diluncurkan Biden pada bulan Maret lalu, yang dikenal sebagai America's Job Plan.

Dalam siaran pers resminya, Gedung Putih menyebutkan bahwa RUU ini dibiayai melalui kombinasi pengalihan dana bantuan darurat yang tidak terpakai dan biaya pengguna korporat yang ditargetkan.

Selain dari pengesahaan RUU infrastruktur bipartisan, positifnya bursa saham AS didorong oleh kembali positifnya data ketenagakerjaan AS pada Oktober 2021.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 531.000 pekerjaan diciptakan bulan lalu, jauh di atas perkiraan pasar yang memprediksi ada 450.000 gaji.

Saat ini, investor di AS dan tentunya di global sedang menanti rilis data inflasi Negeri Paman Sam pada Oktober 2021.

Data inflasi dari sisi harga produsen (producer price index/PPI) akan dirilis pada malam hari ini waktu Indonesia, dan inflasi dari sisi harga konsumen (indeks harga konsumen/IHK) akan dirilis pada Rabu (10/11/2021) malam waktu Indonesia. Ekonom memperkirakan keduanya masih akan tinggi pada Oktober.

Kedua data yakni data pekerjaan dan inflasi akan digunakan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menjadi acuan ada atau tidak perubahan kebijakan moneter.

Sebelumnya pada pekan lalu, The Fed memutuskan untuk memulai mengurangi pembelian obligasi atau tapering pada akhir bulan ini, di mana tapering kali ini dilakukan secara bertahap hingga pertengahan tahun depan. Adapun sebagai awal mula, The Fed akan mengurangi laju pembelian obligasi sebesar US$ 15 miliar.

Sementara itu dari dalam negeri, data penjualan ritel periode September 2021 akan dirilis pada hari ini pukul 10:00 WIB. Data ini juga akan dipantau mengingat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sudah mulai membaik pada bulan lalu.

Bank Indonesia pada Senin (8/11/2021) kemarin mengumumkan Survei Konsumen periode Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2021 yang tercatat sebesar 113,4, meningkat dari 95,5 pada September 2021.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Kalau sudah di atas 100, maka artinya konsumen sudah optimistis.

Kenaikan IKK, lanjut keterangan BI, terutama didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini.

Halaman 4>>

(chd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular