Newsletter

Waspadai Krisis Properti China, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 November 2021 06:24
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali mencatatkan kinerja positifnya pada pekan lalu. Bahkan, tiga indeks utama di Wall Street berhasil mencetak rekot tertinggi barunya pada pekan lalu.

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,15%, S&P 500 melonjak 1,82%, dan Nasdaq Composite terbang 2,41%.

Pada Jumat (5/11/2021) pekan lalu, ketiga indeks utama di Wall Street tersebut juga ditutup cerah. Dow Jones menguat 0,56% ke level 36.327,949, S&P 500 bertambah 0,37% ke 4.697,57, dan Nasdaq tumbuh 0,2% ke 15.971,59. Ketiga indeks utama Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi barunya pada akhir pekan lalu.

Pekan lalu, sentimen yang mewarnai pasar Negeri Paman Sam adalah kebijakan pengurangan pembelian obligasi atau tapering oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pada Kamis (4/11/2021) dini hari waktu Indonesia, Ketua The Fed, Jerome Powell memutuskan untuk mulai mengurangi pembelian surat berharga atau tapering off senilai US$ 15 miliar.

Sejak tahun lalu, The Fed memborong surat berharga di pasar senilai US$ 120 miliar setiap bulannya untuk merangsang perekonomian Negeri Paman Sam yang terpuruk akibat serangan pandemi virus corona (Covid-19).

Kini perekonomian AS mulai pulih, tekanan inflasi kian terasa karena peningkatan permintaan. The Fed pun memutuskan sudah saatnya mengurangi dosis stimulus.

Apabila pembelian surat berharga oleh The Fed berkurang US$ 15 miliar setiap bulannya, maka program ini akan selesai dalam delapan bulan.

Di lain sisi, kebangkitan ekonomi Negeri Adidaya semakin nyata dari data ketenagakerjaan terbaru. Pada pekan yang berakhir 30 Oktober 2021, jumlah klaim tunjangan pengangguran tercatat 269.000. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yang sebanyak 283.000 dan lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 275.000.

Klaim tunjangan pengangguran menyentuh titik terendah sejak Maret 2020. Ini berarti pasar tenaga kerja AS mulai pulih seperti masa sebelum pandemi.

Masih dari data ketenagakerjaan AS, Data slip gaji karyawan swasta (di luar sektor pertanian) tercatat 531.000 atau naik 450.000 sepanjang Oktober. Ekonomi AS pada September mempekerjakan 194.000 tenaga kerja baru, atau jauh di bawah proyeksi analis yang sebelumnya memprediksi angka 500.000.

"Angka slip gaji menjadi lebih signifikan, karena menjadi bulan pertama di tengah terhentinya stimulus berupa klaim tunjangan pengangguran dari bank sentral AS [Federal Reserve/The Fed] sementara kesehatan publik terus membaik dan permintaan tenaga kerja menguat," tutur analis Goldman Sachs Chris Hussey dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Hal ini semakin menguatkan bahwa langkah The Fed yang mulai melakukan tapering pada bulan ini dinilai sudah tepat jika dilihat dari data ketenagakerjaan yang kembali tumbuh.

Meskipun likuiditas di pasar keuangan AS kedepannya tidak lagi berlimpah, tetapi pelaku pasar tidak mau ambil pusing dari hal tersebut dan kemungkinan efek dari tapering tidak akan separah pada tahun 2013-2015 silam.

Hal ini karena komunikasi The Fed berjalan dengan baik dan pengumuman tapering ini juga sudah diberitahukan sejak beberapa bulan lalu, sehingga pasar punya waktu untuk menyesuaikan diri.

"Pelaku pasar sudah lama memasukkan faktor tapering dalam perhitungan (priced-in). Sebab, The Fed sudah lama melakukan komunikasi dan menyampaikan rencana mereka berbulan-bulan lalu," kata Danielle DiMartino Booth, CEO Quill Intelligence yang berbasis di Texas (AS), seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/11/2021).

Di sisi lain, kabar positif juga datang dari pengembang obat Covid-19, di mana Pfizer mengumumkan bahwa uji klinis pilnya untuk mengobati Covid-19 menunjukkan pengurangan 89% risiko rawat inap atau kematian pasien dewasa yang berisiko tinggi.

Mengutip Briefing.com, pengobatan Pfizer diklaim berbeda dari perawatan saat ini yang membutuhkan infus dan harus dilengkapi fasilitas kesehatan.

"Berita seperti ini... membantu investor dari sudut pandang psikologis, menanamkan kepercayaan pada prospek berpotensi segera meninggalkan pandemi," kata Briefing.com, dikutip AFP, Sabtu (6/11/2021).

(chd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular