Newsletter

Banyak Kabar Baik, IHSG Mau Rekor Hari Ini?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 October 2021 06:03
Pengumuman hasil rapat dewan Gubernur bulanan Oktober 2021 cakupan triwulanan, Selasa (19/10/2021). (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)
Foto: Pengumuman hasil rapat dewan Gubernur bulanan Oktober 2021 cakupan triwulanan, Selasa (19/10/2021). (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)

Terdapat sejumlah sentimen utama dari luar negeri yang patut dicerna investor dan masih mewarnai pergerakan pasar finansial global, termasuk Indonesia. Selain itu terdapat pula sentimen dari dalam negeri yang perlu diperhatikan dengan seksama.

Sentimen pertama datang dari Wall Street yang relatif ditutup menguat beberapa hari terakhir dikarenakan laporan kinerja perusahaan yang positif, khususnya perbankan besar, dan mampu mengalahkan ekspektasi pasar.

Berdasarkan data dari FactSet yang dikutip CNBC International, dari semua emiten di S&P 500 yang sudah melaporkan earning, sebanyak 82% hasilnya lebih baik dari prediksi analis.

Tom Lee, analis dari Fundstrat melihat Wall Street berpotensi reli hingga 6% lagi di penghujung tahun ini. S&P 500 yang saat ini berada di kisaran 4.520 diperkirakan bisa mencapai 4.800. Ia melihat, sentimen pelaku pasar saat ini sedang bagus, penyebaran Covid-19 di Amerika sudah menurun, dan perekonomian dikatakan resilien.

Sentimen kedua datang dari Eropa dimana Inggris melaporkan data inflasi di bulan September tumbuh 3,1% year-on-year (YoY), sedikit melambat dari bulan sebelumnya 3,2% YoY. Selain itu anggota dewan bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Jens Weidmann, yang juga Gubernur Bank Sentral Jerman (Bundesbank) mengumumkan akan mundur dari jabatanya di akhir tahun nanti di tengah kondisi pemulihan ekonomi Uni Eropa yang masih belum maksimal.

Selanjutnya sentimen ketiga datang dari China, dimana perusahaan properti dengan utang terbesar di dunia - China Evergrande - dikabarkan telah membayar kupon obligasi dalam negeri yang jatuh tempo pada hari Selasa (19/10).

Pengembang China lain, Kaisa Group (1638.HK) mengatakan pada hari Senin (18/10) telah membayar kupon yang jatuh tempo pada 16 Oktober dan berencana pada kamis ini untuk mentransfer pembayaran untuk kupon senilai US$ 35,85 juta yang jatuh tempo pada 22 Oktober mendatang.

Dalam beberapa hari terakhir, People's Bank of China mengatakan efek limpahan pada sistem perbankan dari masalah utang Evergrande dapat dikendalikan dan ekonomi China "berjalan dengan baik".

Sentimen keempat masih terkait krisis energi yang juga masih dirasakan negara ekonomi besar lain seperti India dan juga wilayah Uni Eropa akibat kelangkaan gas. Hal tidak hanya meningkatnya biaya energi tapi juga berpotensi dapat mendorong peningkatan harga pembelian barang sehari-hari lainnya, termasuk makanan jika kondisi ini tidak segera terselesaikan.

Indonesia sejatinya cukup diuntungkan oleh situasi ini, karena merupakan eksportir terbesar batu bara dunia, yang harganya melambung merespons krisis energi dan pencarian sumber energi alternatif menjelang musim dingin.

Selain batu bara, komoditas lain yang juga mengalami reli kenaikan harga sejak awal tahun termasuk CPO dan migas.

Selanjutnya dari dalam negeri, ada kabar baik yang diharapkan mampu menopang penguatan IHSG, yakni sudah 5 hari beruntun penambahan kasus penyakit akibat virus corona di bawah 1.000 orang. Pemerintah juga kembali memberikan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) dalam pengumuman kebijakan moneter kemarin memperkirakan transaksi berjalan di kuartal III-2021 akan mengalami surplus. Sehingga bisa memperkuat fundamental Indonesia.

Untuk sepanjang 2021, transaksi berjalan diperkirakan masih akan defisit tetapi lebih baik dari proyeksi sebelumnya.

"Ke depan, defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya menjadi kisaran 0-0,8% dari PDB pada 2021. Defisit transaksi berjalan tetap akan rendah pada 2022 sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia," terang Gubernur BI, Perry Warjiyo, Selasa (19/10).

Selain itu, BI juga memutuskan untuk melanjutkan kebijakan akomodatif berupa DP nol persen maksimal untuk penjualan properti dan kendaraan bermotor.

Kebijakan tersebut berpeluang besar akan membuat saham-saham di sektor properti dan automotif terkerek naik apabila hari ini buka. Sehingga dengan dorongan tenaga dari BI serta kondisi bursa Benua Kuning yang terpantau hijau, sejatinya IHSG berpeluang menguat hari ini apabila tidak libur.

(fsd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular