Newsletter

IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi & Wall Street Ambles Lagi, IHSG?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
13 October 2021 06:30
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Bursa saham AS atau Wall Street kembali kompak terkoreksi ke zona merah, melanjutkan pelemahan pada 2 hari perdagangan sebelumnya. Pelemahan ini terjadi seiring investor semakin gelisah menjelang rilis pendapatan perusahaan AS per kuartal ketiga dan data inflasi terbaru.

Sentimen lainnya adalah soal The Fed yang diperkirakan akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhirnya (/FOMC) pada hari Rabu, di mana para pelaku pasar akan mencari petunjuk tentang kapan bank sentral AS tersebut akan mulai mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran alias tapering.

Indeks saham Dow Jones Industrial kehilangan 117 poin, terseret oleh penurunan 1,3% pada saham Boeing. Indeks S&P 500 merosot 0,24%. Kemudian, Nasdaq Composite yang berfokus pada saham teknologi melemah 0,14%.

Musim pelaporan pendapatan secara tidak resmi dimulai minggu ini, dengan hasil dari JPMorgan Chase & Co pada hari Rabu dan bank-bank lain menyusul. Saham JPMorgan turun 0,8% pada Selasa, sementara indeks bank S&P 500 turun tipis 0,6%.

Analis memperkirakan adanya pertumbuhan laba perusahaan AS yang kuat untuk kuartal ketiga 2021. Namun, sejumlah perusahaan telah memperingatkan adanya masalah dan investor khawatir tentang bagaimana masalah rantai pasokan dan harga yang lebih tinggi akan memengaruhi bisnis yang sedang berusaha pulih dari pandemi virus corona.

"Secara umum, manajer portofolio institusional berpandangan--mari kita lihat seperti apa pendapatan dan seberapa besar dampak negatif yang terlihat dari kelangkaan, tingkat yang lebih tinggi, dan kemacetan rantai pasokan," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (13/10/2021).

"Banyak dari faktor-faktor itu saat ini tercermin di mana harga saham sekarang," imbuhnya.

Sementara, saham produsen mobil listrik Tesla melesat 1,7% setelah data menunjukkan sang pembuat kendaraan listrik menjual 56.006 kendaraan buatan China pada September, tertinggi sejak memulai produksi di Shanghai sekitar dua tahun lalu. Saham perusahaan besutan Elon Musk ini memberikan dorongan terbesar bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Kemudian, saham American Airlines Group naik 0,8% setelah perusahaan memperkirakan kerugian yang disesuaikan lebih kecil dari perkiraan untuk kuartal ketiga dan mengisyaratkan adanya peningkatan pemesanan untuk sisa tahun ini.

Investor juga mempertimbangkan komentar dari Wakil Ketua Fed Richard Clarida, yang mengatakan bahwa bank sentral telah memenuhi semua target ketenagakerjaan untuk mengurangi program pembelian obligasi.

Data AS menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat, dengan rekor jumlah orang Amerika yang berhenti dari pekerjaan mereka dan lowongan pekerjaan berjumlah lebih dari 10 juta, memicu kekhawatiran inflasi seiring pengusaha berusaha menaikkan upah untuk menarik dan mempertahankan pekerja.

Lebih lanjut, laporan indeks harga konsumen hari Rabu akan menarik perhatian investor yang mencari petunjuk tentang inflasi.

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular