Newsletter

Wall Street 'Kebakaran'! Ambles Serempak, IHSG Piye?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
12 October 2021 06:06
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Bursa saham AS alias bursa Wall Street kompak melorot ke zona merah pada perdagangan Senin waktu setempat, melanjutkan pelemahan pada Jumat pekan lalu. Koreksi ini terjadi di tengah investor mempertimbangkan lonjakan harga minyak, kekhawatiran ekonomi dan rilis kinerja keuangan perusahaan per kuartal ketiga ke depan.

Indeks saham blue chip Dow Jones Industrial turun 250,19 poin, atau 0,7%, ke posisi 34.496,06. Kemudian, indeks S&P 500 turun 0,7% menjadi 4.361,19 dan Nasdaq Composite turun 0,6% menjadi 14.486,20.

Ketiga indeks tersebut berbalik arah dari kenaikan awal setelah tengah hari dan semakin 'memerah' menjelang penutupan pasar. Saham JPMorgan turun 2,1% dan menjadi salah satu saham pemberat terbesar di S&P 500 bersama dengan Amazon.com, yang merosot 1,3%. Adapun Indeks sektor keuangan S&P terkoreksi 1%, sementara sektor layanan komunikasi turun 1,5%.

"Pasar agak berhati-hati memasuki musim laporan kinerja keuangan perusahaan saat ini," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (12/10/2021).

"Masalah rantai pasokan mungkin berdampak pada pendapatan sejumlah perusahaan dan industri tertentu lebih dari yang lain," imbuhnya.

Saat ini, pendapatan menjadi sangat penting bagi investor yang khawatir tentang bagaimana gangguan pasokan dan tekanan inflasi akan memengaruhi laba.

Hal tersebut bisa menyebabkan lebih banyak volatilitas di Wall Street setelah September mengalami September yang penuh koreksi. Analis memperkirakan kenaikan laba sebesar 29,6% secara tahunan untuk perusahaan S&P 500 pada kuartal ketiga ini, menurut data IBES dari Refinitiv pada hari Jumat.

Sementara, sektor energi juga melorot setelah mencapai level tertinggi sejak Januari 2020 pada hari sebelumnya. Harga minyak bumi yang lebih tinggi telah memicu kekhawatiran investor tentang kenaikan biaya untuk bisnis dan konsumen.

Harga kontrak berjangka minyak AS, WTI, mencapai US$ 82 per barel pada sesi tertingginya sebelum diperdagangkan sekitar US$$ 80 pada hari Senin. Harga minyak bumi yang melonjak menambah kekhawatiran tentang inflasi.

Analis pun mengharapkan beberapa berita pendapatan perusahaan yang positif. "Jika Anda adalah perusahaan yang lebih besar, Anda dapat mengurangi banyak masalah ini," kata Christopher Harvey, kepala strategi ekuitas di Wells Fargo Securities di New York.

Harvey melanjutkan, manajemen "sangat menyadari anggaran mereka dan tidak mengorbankan margin". Ditambah lagi, permintaan tetap kuat, imbuhnya.

Minggu ini, bank-bank besar AS akan memulai laporan pendapatan kuartal ketiga mereka. JPMorgan akan merilis hasil kinerja keuangan pada Rabu. Kemudian, Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup bakal menyusul di akhir pekan.

Selain itu, investor akan menyimak soal tantangan rantai pasokan saat ini, terutama memasuki musim belanja liburan.

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular