Newsletter

Standing Ovation Kemarin, Awas IHSG Rawan Hari Ini

Tri Putra, CNBC Indonesia
05 October 2021 07:19
Financial Markets Wall Street
Foto: AP/Courtney Crow

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati beberapa sentiment yang bakal menggerakkan pasar keuangan.

Pertama adalah kinerja bursa Wall Street. Pelemahan tiga indeks saham bursa New York bukanlah kabar yang bagus untuk bursa Asia yang buka hari ini termasuk Indonesia.

Sentimen lain yang masih perlu terus dipantau sampai saat ini adalah tren pergerakan harga komoditas terutama komoditas energi.

Harga tiga komoditas energi utama seperti batu bara, minyak dan gas masih melanjutkan reli.

Terakhir harga kontrak batu bara acuan ditutup tembus US$ 249/ton. Harga kontrak minyak Brent berada di level US$ 81,26/barel sementara gas alam Asia di US$ 32/MMBtu.

Terkait dengan batu bara, penipisan pasokan tidak hanya terjadi di China saja tetapi juga di India. S&P 500 melaporkan stok batu bara di India berada di level terendahnya di bawah 10 juta ton pada September lalu.

Data CEA menunjukkan bahwa dari 101 pembangkit listrik India bertenaga batu bara, jumlah stok batu baranya hanya mencukupi untuk kebutuhan pembakaran pembangkit kurang dari 8 hari.

Kemudian kenaikan harga minyak juga diakibatkan oleh OPEC+ yang terdiri dari negara-negara eksportir minyak seperti Arab dan Rusia yang sepakat untuk tetap menaikkan produksi secara gradual.

Kebijakan peningkatan produksi secara bertahap tersebut membuat harga minyak mentah mengalami kenaikan lebih dari 50% sepanjang tahun ini dan berada di level tertingginya dalam 3 tahun.

Berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas memang bisa menjadi katalis positif bagi saham-saham di sektor energi Tanah Air.

Namun kekhawatiran terkait dengan plafon utang AS yang belum menemukan titik temu masih menjadi hal yang patut untuk dikhawatirkan.

Yield untuk surat utang AS tenor panjang memang cenderung flat di 1,48%. Namun untuk tenor pendek 1 bulan yield-nya menguat ke level 0,14% dan menjadi level tertinggi sejak Oktober 2020.

Risiko juga muncul dari tren penguatan IHSG yang gila-gilaan kemarin. Indeks saham acuan domestik yang melesat 1,83% membuka ruang untuk adanya aksi ambil untung (profit taking) yang bisa memicu terjadinya koreksi hari ini.

Halaman 4>>

(sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular