Newsletter

Wall Street Cerah Bergairah, IHSG Lanjut Menguatkah?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 September 2021 06:02
New York Stock Exchange,
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Dari bursa saham Negeri Adidaya (Amerika Serikat/AS), bursa Wall Street kembali ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (23/9/2021), setelah krisis Evergrande Group di China mulai mereda sementara bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terindikasi masih tetap dovish (pro-stimulus pasar).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup terbang 1,48% ke level 34.764,82, S&P 500 berakhir melonjak 1,21% ke posisi 4.448,94, dan Nasdaq Composite China melesat 1,04% ke level 15.052,24.

Indeks Hang Seng Hong Kong berbalik menguat lebih dari 1% dari koreksi pekan ini. Saham Evergrande Group melesat lebih dari 17% setelah berkomitmen membayar kewajiban utangnya kepada para pemegang obligasi lokal.

Namun, investor global masih menunggu apakah perseroan akan membayar bunga obligasi, senilai US$ 83 juta yang akan jatuh tempo pada Kamis. Pemerintah China menegaskan Evergrande untuk menghindari gagal bayar (default) obligasi berbasis dolar AS.

Secara bersamaan, Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah China sudah bersiap menyikapi "kemungkinan badai" jika Evergrande gagal.

Di lain sisi, pemerintah China juga telah memberikan bantuan dana hingga ratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China. Hal ini dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande Group.

Diwartakan oleh Bloomberg, Rabu (22/9/2021), bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 trilun lebih ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Secara net, suntikan yang diberikan PBoC mencapai 90 miliar yuan.

Bursa saham AS juga menguat setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di level 0-0,25%.

The Fed juga mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan yang mengatakan jika kemajuan berlanjut "seperti yang diharapkan," maka "moderasi dalam kecepatan pembelian aset akan segera dibenarkan."

"Jika kemajuan terus terjadi seperti yang diharapkan, Komite menilai laju pembelian aset yang moderat mungkin bisa dijalankan," tutur The Fed usai rapat kemarin. Bank sentral terkuat di dunia ini telah membeli aset obligasi dari pasar senilai US$ 120 miliar per bulan.

Saham Salesforce menjadi pendorong kenaikan indeks Dow Jones pada dini hari tadi waktu Indonesia, di mana sahamnya melesat hingga 7,2% setelah perusahaan cloud tersebut menaikkan proyeksi kinerja keuangannya pada tahun 2022.

Sedangkan saham restoran, Darden termasuk menjadi pendorong kenaikan indeks S&P dini hari tadi, di mana sahamnya melesat 6,1% setelah melaporkan kinerja keuangan kuartal kedua tahun 2021 yang positif.

Saham yang terkait dengan pemulihan ekonomi global kembali menguat setelah sentimen dari Evergrande meroed. Saham General Electrics (GE) melesat 4,5%. Las Vegas Sands, yang memiliki eksposur China, melompat 3,2%, dan saham Caterpillar melonjak 2,7%.

Saham energi juga terpantau menguat dan memimpin penguatan di indeks S&P. Saham APA Corp. dan Devon Energy meroket lebih dari 7%, didorong oleh naiknya harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) ke level tertingginya sejak awal Agustus lalu, yakni di US$ 73,5 per barel.

Sementara itu dari data ketenagakerjaan AS, Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim tunjangan pengangguran awal, yang berujung pada angka 351.000 per pekan lalu, atau lebih buruk dari estimasi pasar sebanyak 320.000. Pekan sebelumnya, angka klaim tunjangan awal berada di level 332.000.

"The Fed mengirim nada positif, mengakui bahwa ekonomi cukup kuat untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan bank sentral bisa mulai mengurangi stimulus moneter yang telah diberikan sejak awal krisis Covid-19," tutur Chris Zaccarelli, Direktur Investasi Independent Advisor Alliance, seperti dikutip CNBC International.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular