Newsletter

'Badai' Evergrande Mulai Mereda, IHSG Rebound Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 September 2021 06:01
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas masih melemah pada perdagangan Selasa (21/9/2021), menyusul di kala koreksi (buy on weakness) para pemodal.

Namun untuk Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 gagal menembus kembali level penguatan pada perdagangan kemarin, di mana Dow Jones ditutup melemah 0,15% ke level 33.919,84, dan S&P 500 turun tipis 0,08% ke level 4.354,16.

Sedangkan Nasdaq Composite berhasil rebound ke zona hijau dengan menguat 0,22% ke posisi 14.746,4. Berhasil rebound-nya Nasdaq didorong oleh aksi buy on weakness investor di saham teknologi, terutama di saham Apple.

Sebelum Dow Jones dan S&P 500 gagal rebound, sebenarnya kedua indeks utama di Wall Street tersebut sempat bergairah kembali menyusul aksi buy on weakness oleh investor.

Saham migas, ConocoPhillips melompat 4% pada penutupan perdagangan kemarin, diikuti saham produsen chip, perbankan, dan saham energi lainnya. Sedangkan saham Uber meroket 11% setelah menaikkan outlook kinerjanya untuk kuartal III-2021.

Pasar Asia cenderung stabil setelah sempat tertekan oleh kecemasan kasus Evergrande Group. Pemerintah China diprediksi tak akan membiarkan kasus gagal bayar perusahaan properti tersebut berlarut hingga berujung pada krisis.

Pengembang properti terbesar kedua di China (dari sisi penjualan) yakni China Evergrande Group saat ini menghadapi risiko gagal bayar (default) bunga utang senilai US$ 83 juta pada Kamis nanti, menurut S&P Global Ratings.

Pelaku pasar mengantisipasi hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan dini hari besok waktu Asia, demikian juga dengan proyeksi ekonomi kuartalan mereka yang populer disebut dot plot. Ketua The Fed, Jerome Powell telah mengatakan bahwa tapering (pengurangan suntikan likuiditas ke pasar) bisa dimulai tahun ini.

″Kita akan melihat apakah ada bukti bahwa dot plot The Fed tidak muncul dengan isi yang menakutkan pasar... kita juga harus melihat ada-tidaknya bukti bahwa pemerintah China akan mengambil langkah [terkait Evergrande]," tutur Yung-Yu Ma, Kepala Perencana Investasi BMO Wealth Management, seperti dikutip CNBC International.

Di lain sisi, kekhawatiran terkait dengan risiko penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta yang kian meluas juga mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson (J&J) melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%. Saham farmasi global ini ditutup naik 0,4%.

September secara historis menjadi bulan volatil terutama dengan reli indeks S&P 500 yang sepanjang tahun berjalan telah mencapai 16%.

Meski demikian, beberapa perencana investasi pada Senin lalu telah mengingatkan bahwa koreksi yang terjadi hari itu sudah terlalu dalam dan membuka peluang beli.

Pada Senin (20/9/2021), indeks S&P 500 drop 1,7% menjadi koreksi terburuk sejak 12 Mei lalu. Dow Jones Industrial Average anjlok 614 poin (-1,8%), menjadi koreksi harian terburuk sejak 19 Juli. Sementara itu, Nasdaq terbanting 2,2%.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular