Newsletter

Tanpa 'Beking' Tapering, Dolar Jadi Tak Seram Lagi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 September 2021 06:00
Bongkar Muat Peti Kemas di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut menyimak sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang menggembirakan. Merahnya Wall Street dikhawatirkan akan menular ke Asia, termasuk Indonesia.

Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS. Usai rilis data inflasi, sepertinya mata uang Negeri Adidaya kehilangan pamor. Pada pukul 02:10 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,06%.

Tanpa 'beking' tapering, dolar AS tidak lagi terlalu seram. Perlambatan laju inflasi akan memberi waktu bagi The Fed untuk menunda tapering demi pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Lagipula, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai dan kini malah ada virus corona varian delta yang lebih ganas.

Apabila kelesuan dolar AS bertahan sepanjang hari ini, maka rupiah punya peluang untuk kembali menapaki zona hijau. Tren penguatan rupiah terhadap mata uang Negeri Stars and Stripes sepertinya bakal berlanjut.

kursSumber: Refinitiv

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data perdagangan internasional periode Agustus 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 36,5% yoy. Sementara impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi yakni 44,29% yoy. Namun neraca perdagangan 'diramal' masih surplus US$ 2,32 miliar.

Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, berpandangan salah satu faktor yang menopang ekspor adalah tren kenaikan harga komoditas. Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), misalnya, rata-rata harganya meroket 60,7% yoy pada Agustus 2021.

cpoSumber: Refinitiv

Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, menyebut kenaikan harga komoditas tidak hanya mendongrak kinerja ekspor Indonesia tetapi juga cadangan devisa. Per akhir Agustus 2021, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Tanah Air adalah US$ 144,78 miliar, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

"Cadangan devisa yang memadai akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Tirta dalam risetnya.

Halaman Selanjutnya --> Simak Data dan Agenda Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular