Newsletter

Ada Feeling Dolar AS Bakal 'Kesetanan' Hari Ini...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 September 2021 05:59
Ilustrasii Dollar AS (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup tidak kompak pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir stagnan, sementara nilai tukar rupiah melemah tipis.

Kemarin, IHSG ditutup di 6.109,84. Sama persis dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Perdagangan sebenarnya berlangsung semarak dengan volume transaksi yang melibatkan 23,87 miliar unit saham. Frekuensi transaksi tercatat 1,39 juta kali dengan nilai Rp 11,52 triliun.

Investor asing melakukan beli bersih senilai Rp ¬376,63 miliar di seluruh pasar. Dengan demikian, akumulasi bel bersih investor asing sepanjang 2021 adalah Rp 24,48 triliun.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah. Kala penutupan pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 14.250 di mana rupiah melemah tipis 0,07%.

Saat pembukaan pasar, rupiah berada di Rp 14.210/SU$. Ini menjadi posisi terbaik rupiah pada perdagangan kemarin. Sedangkan posisi terlemah mata uang Tanah Air ada di Rp 14.258/US$.

Halaman Selanjutnya --> Penjualan Ritel Ciamik, Wall Street Masih Saja Merah

Dari bursa saham AS di Wall Street (New York), tiga indeks utama ditutup cenderung melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) minus 0,18%, S&P 500 berkurang 0,16%, tetapi Nasdaq Composite masih bisa menguat 0,13%.

Tiga indeks ini menghabiskan hampir sepanjang hari perdagangan di zona merah. Namun koreksi itu menipis begitu data penjualan ritel dirilis.

Pada Agustus 2021, penjualan ritel di Negeri Adidaya tumbuh 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh membaik ketimbang Juli 2021 yang minus 1,8% mtm. Juga jauh lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan minus 0,8%.

"Konsumsi di AS tidak berkurang sebanyak yang diperkirakan. Ekonomi masih bergeliat," ujar Chris Low, Kepala Ekonom FHN Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

"Melihat data hari ini, kita mendapat kabar baik dari penjualan ritel. Sepertinya perlambatan ekonomi yang signifikan belum terjadi. Ini adalah pengingat bahwa ekonomi bergerak dua langkah ke depan untuk setiap kemunduran satu langkah akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Konsumen masih mau berbelanja dan ini membantu pertumbuhan ekonomi," ucap Ryan Detrick, Senior Market Strategist di UPL Financials yang berbasis di North Carolina, juga dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang menggembirakan. Merahnya Wall Street bisa membuat mental pelaku pasar di Asia menjadi kalah sebelum bertanding.

Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS yang kembali perkasa. Pada pukul 05:28 WIB, Dollar Index (yang mengukur poisisi greenback di hadapan enam mata uang dunia) menguat 0,34%.

Pertumbuhan penjualan ritel yang mengejutkan memberi gambaran bahwa konsumsi di Negeri Adidaya tetap kuat. Artinya, tekanan inflasi itu nyata dan stabil.

Tekanan inflasi, yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat setelah dihantam pandemi virus corona, membuat pasar kembali meyakini bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa segera melakukan pengetatan kebijakan atau tapering. Ini diawali dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) yang sekarang bernilai US$ 120 miliar setiap bulannya.

"Jika Anda melihat data penjualan ritel, maka itu sangat mendukung penguatan dolar AS. Terutama di hadapan mata uang utama seperti euro, franc Swiss, atau yen Jepang," kata Bipan Rai, Head of FX Strategy untuk Amerika Utara di CIBC Capital Markets yang berbasis di Toronto, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pengurangan quatitative easing akan membuat pasokan dolar AS tidak lagi berlimpah seperti sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang akan membuat harga naik.

Keperkasaan dolar AS tentu akan memakan korban. Bukan tidak mungkin rupiah menjadi salah satunya.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data untuk Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Public expose PT Jasa Armada Indonesia Tbk (09;30 WIB).
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Hexindo Adiperkasa Tbk (10:00 WIB).
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Diamond Citra Propertindo Tbk (10:00 WIB).

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

growth

Untuk mengakses data pasar terkini, silakan klik di sini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular