
Covid-19 Terkendali! Boleh Nonton Bioskop Lagi, Pak Jokowi..?

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama ambles sepanjang pekan lalu. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite berkurang masing-masing 1,7%, 2,15%, dan 1,61%.
Adalah rilis data inflasi yang menjadi pengguncang Wall Street. Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, inflasi di level produsen (Producers' Price Index/PPI) pada Agustus 2021 mencapai 8,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,2% sekalgus menjadi laju tercepat sejak November 2010.
"Hambatan pasokan akibat pandemi membuat tekanan harga meningkat dan ini bisa terjadi hingga akhir tahun. Namun dengan permintaan yang melemah, dunia usaha harus menaikkan harga secara bertahap," kata Nancy Canden Houten, Lead US Economist di Oxford Economics yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Data inflasi ini kian menegaskan keyakinan pasar bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa saja melakukan pengetatan kebijakan atau tapering off pada tahun ini. Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) dan puncaknya adalah menaikkan suku bunga acuan.
Loretta Mester, Presiden The Fed Cleveland, mengatakan tapering bisa saja mulai dilakukan tahun ini. Meski data penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) agak mengecewakan.
Pada Agustus 2021, perekonomian AS menciptakan 235.000 lapangan kerja. Ini adalah yang terendah sejak Januari 2021.
"Saya tidak berpikir bahwa laporan ketenagakerjaan pada Agustus akan mengubah pandangan saya bahwa kita sudah mencapai kemajuan yang substansial. Saya merasa nyaman memulai tapering tahun ini," ungkap Mester, sebagaimana diwartakan Reuters.
Sejak masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), The Fed 'mengguyur' likuiditas di perekonomian melalui quantitative easing senilai US$ 120 miliar per bulan. Duit sebanyak itu membuat pasar berpesta-pora dan menciptakan mentalitas 'beli, beli, beli'.
Jika tapering mulai diterapkan, maka gelontoran likuditas ini akan berkurang. Likuiditas akan mulai ketat, dan pelaku pasar bakal lebih mempertimbangkan risiko (risk-on) sebelum membeli aset.
Persepsi tersebut yang dominan mewarnai Wall Street hari ini. Akibatnya, jangan heran terjadi koreksi yang lumayan dalam.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
(aji/aji)
