
Volatilitas Meninggi, Tren Rotasi ke Value Stock Terbuka Lagi

Berbalik dari nasib IHSG yang menguat di ujung perdagangan, bursa saham Amerika Serikat (AS) yang dibuka hijau malam tadi justru berakhir mengenaskan, dengan terkoreksi 150 poin di penutupan meski pasar tenaga kerja terindikasi membaik.
Klaim tunjangan pengangguran mingguan per pekan lalu dilaporkan hanya sebesar 310.000, atau lebih baik dari polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 335.000 orang. Capaian itu melanjutkan perbaikan yang dicetak pekan sebelumnya sebanyak 340.000 klaim.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 151,7 poin ke 34.879,38 di penutupan. Indeks S&P 500 tertekan 0,46% ke 4.493,28 atau terkoreksi di hari keempat, sedangkan Nasdaq tertekan 0,25% menjadi 15.248,25. Sepanjang pekan berjalan, ketiganya kini terhitung melemah.
Saham maskapai penerbangan tertekan seperti United Airlines, American Airlines dan Southwest Airlines setelah beberapa pengusaha penerbangan merevisi turun target akhir tahun menyusul penyebaran virus Covid-19 varian delta.
Sementara itu, saham GameStop drop 10,5% bahkan setelah perseroan merilis kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Sebaliknya, saham Moderna melonjak 7,8% setelah mengumumkan pengembangan vaksin sekali suntik yang bisa melawan Covid-19 dan juga flu.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat pada 21-22 September, yang memicu investor berspekulasi akan ada pengumuman mengenai langkah pengurangan pembelian surat utang di pasar, yang selama ini dijalankan dengan nilai US$ 120 miliar per bulan..
"Mungkin tak akan berakhir sekarang. Tapi jika memang berakhir, ia akan berakhir dengan buruk," tulis Savita Subramanian, Kepala Perencana Saham dan Kuantitatif Bank of America, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. Dia memprediksi indeks S&P 500 masih akan menguat 2% dari sekarang ke penghujung 2021, atau pada level 4.600.
Dalam "Beige Book", laporan hasil survei aktivitas bisnis di AS, The Fed menyatakan pelaku bisnis tengah menghadapi kenaikan inflasi yang kian intensif akibat keterbatasan pasokan barang dan akan memicu kenaikan harga di tingkat konsumen pada area tertentu.
The Fed juga melaporkan bahwa pertumbuhan secara umum telah "sedikit tertekan ke levek moderat" di tengah kekhawatiran mengenai penyebaran virus Covid-19 varian delta selama Juli- Agustus.
Sepanjang bulan berjalan, Dow Jones terhitung melemah hingga lebih dari 1%. September secara historis dianggap sebagai bulan penuh koreksi.
Namun secara tahun berjalan, indeks S&P 500 masih terhitung menguat, sebesar 20% dan hanya terpaut 1,2% dari rekor tertinggi sepanjang masanya. Sementara itu, Dow Jones melesat 14% atau terpaut 2% dari rekor tertinggi yang pernah diraihnya.
(ags/ags)