
Likuiditas Dunia Masih Melimpah, Pasar Tengok Cadangan Devisa

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/9/2021) libur untuk memperingati Hari Buruh. Namun sayangnya, kondisi perburuhan di Negara Adidaya tersebut masih tertekan oleh pandemi yang mengindikasikan pemulihan masih jauh di depan mata.
Slip gaji baru per Agustus tercatat hanya bertambah 235.000, atau jauh dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 720.000. Angka tersebut juga terpaut jauh dari capaian Juli yang mencapai 1,05 juta slip gaji.
Pemicunya adalah penyebaran kembali varian delta yang membuat optimisme pelaku usaha kembali tertekan, dan mengurangi aktivitas bisnisnya. Pasar pun akan memantau kembali data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang akan dirilis Kamis pekan ini.
Data penggajian dan klaim tunjangan pengangguran menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mempercepat atau memperlambat kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder) yang telah disebutkan akan dilakukan tahun ini.
"Mundurnya pemulihan pasar tenaga kerja dan lompatan infeksi Covid-19 yang serius akan mendorong Komite Pasar Terbuka Federal [Federal Open Market Committee/FOMC] menunggu sebelum mereka mengumumkan pengurangan pembelian aset bulanannya," tutur analis Commonwealth Bank of Australia dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Bank asal Australia tersebut memperkirakan bank sentral terkuat di dunia tersebut akan mengumumkan pengurangan pembelian obligasi bulanannya pada rapat 3 November nanti. Nilain pengurangannya sebesar US$ 10 miliar (dari nilai sekarang US$ 120 miliar/bulan).
Di belahan lain dunia, mayoritas bursa Asia kemarin bergerak menguat, dengan dipimpin bursa saham China dan Jepang. Indeks Shanghai melonjak 1,12% menjadi 3.621,86 sedangkan indeks Shenzhen melesat 2,6% menjadi 14.546,6. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,9%.
Sementara itu, indeks Nikkei Jepang melompat 1,83% ke level 29.659,89. Reli pada Senin itu menimpali lonjakan pada Jumat pekan lalu yang meroket 2,05% menyusul pernyataan Perdana Menteri Yoshihide Suga bahwa dia tidak akan maju dalam bursa pemilihan selanjutnya.
Reli bursa China terjadi setelah Presiden Xi Jinping mengumumkan rencananya untuk membuka bursa saham ketiga untuk membantu unit usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menggali pendanaan dari pasar modal.
Bagi perekonomian China, sektor UKM menyumbang penyerapan hingga lebih dari 80% dari total pasar tenaga kerjanya. Namun, mereka sulit mendapatkan akses pendanaan dari perbankan. Bursa saham yang baru tersebut akan berisikan sebagian saham yang sudah di bursa sekarang.
(ags/ags)