Newsletter

PPKM (Pasti) Diperpanjang, tapi Bakal Makin Longgar?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 September 2021 06:30
Ilustrasi Pasar Swalayan
Foto: Ilustrasi Pasar Swalayan (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pada hari ini, tidak banyak rilis data ekonomi global yang patut diantisipasi pelaku pasar. Bursa Amerika Seriakt (AS) pun libur untuk memperingati Hari Buruh. Oleh karenanya, sentimen pasar nasional bakal tergiring kembali ke dalam negeri dan ke kawasan Asia Pasifik.

Pada hari ini beberapa agenda nasinoal terkait ekonomi makro layak menjadi perhatian, di antaranya pengumuman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kemungkinan besar akan diperpanjang.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan perpanjangan PPKM dari tanggal 31 Agustus hingga 6 September 2021, dengan tambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke PPKM level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya. Sementara itu, wilayah Semarang Raya berhasil turun ke level 2.

Wilayah yang masuk level 4 turun dari 51 kabupaten/kota menjadi 25 kabupaten/kota. Namun, wilayah yang masuk ke level 3 naik dari 67 kabupaten/kota menjadi 76 kabupaten/kota, dan wilayah yang masuk ke level 2 naik dari 10 kabupaten/kota menjadi 27 kabupaten/kota.

Pasar akan mengantisipasi peluang pelonggaran yang diberikan untuk sektor-sektor non-esensial di kota besar Indonesia seperti pusat perbelanjaan, konstruksi, manufaktur, di mana banyak emiten nasional yang bergerak di dalamnya.

Pada siang hari, ada baiknya pelaku pasar juga memantau rapat terbatas (ratas) virtual oleh Presiden Joko WIdodo yang dihadiri anggota kabinetnya. Sejauh ini detil agenda rapat tersebut belum diumumkan.

Namun, pemerintah pekan lalu menyatakan bersiap menghadapi gelombang ketiga pandemi, dengan varian Mu atau B.1.621 virus Covid-19. Varian ini diumumkan pada 31 Agustus lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Kini, virus yang pertama kali ditemukan di Colombia ini telah menyebar ke setidaknya 39 negara.

Varian tersebut bermutasi dengan menunjukkan resistensi terhadap vaksin sehingga mereka yang telah divaksin atau yang berhasil mengalahkan infeksi Covid-19 sebelumnya masih bisa terpapar virus varian baru ini.

Bagaimana perkembangan ke depannya tentunya akan terus diamati oleh pelaku pasar, sebab penyebaran virus corona Delta saja masih berisiko membuat perekonomian global melambat, apalagi jika corona Mu ikut menyebar luas.

Indonesia dinilai masih rentan terkena efek buruk pandemi setelah Nomura, lembaga keuangan asal Jepang, memasukkan Indonesia ke daftar negara berkembang yang terkena dampak terparah tapering di tengah situasi pandemi seperti sekarang.

Pada tahun 2021 ini, Nomura memasukkan Indonesia ke daftar 10 negara rentan (the fragile 10) bersama Brasil, Turki, Afrika Selatan, Kolombia, Chile, Peru, Hungaria, Romania, dan Filipina jika tapering benar-benar dilakukan dan berdampak buruk menekan sentimen pasar global.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular