Newsletter

Semua Mata Tertuju pada Simposium Jackson Hole, IHSG Gimana?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
27 August 2021 06:05
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Sepanjang minggu ini pasar mengamati situasi terkini di Afghanistan pasca-Taliban menguasai wilayah tersebut, perkembangan kasus Covid-19 global, serta acara simposium Jackson Hole The Fed pada malam nanti waktu Indonesia.

Menurut AFP, pada Kamis (26/8), negara-negara Barat telah memperingatkan warganya untuk meninggalkan bandara internasional Kabul, Afghanistan. AS, Inggris hingga Australia menyebut ada ancaman teror di tengah evakuasi ribuan warga yang tengah berlangsung.

Melansir Reuters, setidaknya dua ledakan bom terjadi di luar bandara Kabul pada hari Kamis, beberapa jam setelah AS dan sekutunya memperingatkan kemungkinan serangan oleh Islamic State terhadap orang-orang yang mencoba melarikan diri dari Afghanistan setelah diambil alih oleh Taliban.

Sedikitnya 13 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Dalam perkembangan terbaru, mengutip Reuters, Kelompok Islamic State Khorasan (ISIS-K), afiliasi militan yang sebelumnya memerangi pasukan AS di Suriah dan Irak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

ISIS-K sendiri adalah musuh bebuyutan Taliban. Namun, para pejabat intelijen AS yakin gerakan itu menggunakan ketidakstabilan di Afghanistan untuk memperkuat posisinya dan meningkatkan perekrutan anggota Taliban yang kehilangan haknya.

Setidaknya sudah 90.000 warga asing dan Afghanistan pergi meninggalkan negeri itu melalui udara semenjak Taliban berkuasa. Taliban mengambil alih Afghanistan 15 Agustus lalu.

Selain terkait isu geopolitik di atas, ada beberapa rilis data ekonomi yang bakal menjadi sentimen penggerak pasar hari ini.

Pertama, pada pukul 08.30 WIB akan ada rilis data awal soal penjualan ritel Australia per Juli. Tradingeconomics meramal, penjualan ritel Australia akan kembali minus, kendati membaik, ke posisi -0,7%

Sebelumnya, penjualan ritel di Australia turun 1,8 persen secara bulanan (mom) pada Juni 2021, setelah kenaikan 0,4 persen akhir bulan sebelumnya. Ini adalah penurunan pertama dalam perdagangan ritel sejak Februari.

Ekonomi Negeri Kanguru ini sendiri terus dihantui lonjakan kasus Covid-19. Teranyar, pada hari Kamis (26/8) negara itu pertama kalinya melaporkan lebih dari 1.000 infeksi corona dalam sehari.

Mengutip AFP, negara bagian New South Wales, di mana kota terpadat Sydney berada, mengumumkan rekor 1.029 kasus Covid-19 selama 24 jam. Dari kasus baru, 969 terdeteksi di Sydney yang lebih besar, naik dari 838.

Australia sendiri memiliki tingkat vaksinasi yang rendah. Saat ini Australia baru saja menyuntikkan vaksin dosis penuh ke 32% penduduknya. Perdana Menteri Scott Morrison mengharapkan untuk mencapai 70% pada akhir tahun.

Hingga saat ini Australia mencatat 46.743 kasus Covid-19 secara akumulatif, sejak pandemi menyerang. Ada total 986 kematian secara total.

Kedua, pada 13.45 WIB akan ada data keyakinan konsumen per Agustus Prancis yang akan dipublikasikan pada pukul 13.45 WIB. Konsensus pasar meramal indeks keyakinan konsumen Prancis akan turun menjadi 100, dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 101.

Ketiga, pada 19.30 WIB pelaku pasar juga akan mengamati data pendapatan perseorangan dan pengeluaran perseorangan oleh Biro Analisis Ekonomi AS secara bulanan (mom) per Juli yang diprediksi akan naik masing masing menjadi 0,2% dan 0,3% dibandingkan periode sebelumnya.

Pada bulan sebelumnya, peningkatan pendapatan perseorangan terutama mencerminkan peningkatan kompensasi karyawan yang didorong oleh upah dan gaji swasta, sementara tunjangan sosial pemerintah menurun.

Sementara, konsumsi perseorangan di AS melonjak 1% mom pada Juni 2021, rebound dari penurunan 0,1% pada Mei seiring konsumen mengalihkan pengeluaran ke industri sektor jasa, seperti restoran dan perjalanan.

Sejurus dengan itu, pada waktu yang bersamaan, Biro Analisis Ekonomi AS juga akan mempublikasikan indeks harga Personal Consumer Expenditure (PCE) per Juli. Biro Analisis Ekonomi juga akan merilis indeks harga inti (yakni, tanpa memasukkan item energi dan makanan) PCE.

Indeks PCE ini menjadi acuan bank sentral AS alias the Fed untuk mengukur tingkat inflasi di lapangan. Selain itu, indeks ini juga dijadikan dasar oleh the Fed untuk menetapkan kebijakan moneter, termasuk tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Trading economics meramal indeks harga PCE akan tumbuh 4,1% secara tahunan (yoy) dan 0,4% secara bulanan (mom).

Tabel Indeks Harga CPE AS



Sementara, konsensus pasar sepakat bahwa indeks harga inti PCE akan naik 3,6% secara tahunan (yoy) dan 0,3% secara mom.

Selanjutnya, pada pukul 21.00 WIB, University of Michigan akan merilis beberapa data versi final untuk ekspektasi inflasi, sentimen konsumen, dan ekspektasi konsumen untuk Agustus.

Terakhir--ini yang paling ditunggu-tunggu pasar--pada Jumat malam, The Fed akan menggelar simposium tahunan Jackson Hole secara virtual. Acara ini menghadirkan para bankir sentral dari seluruh dunia untuk membahas kebijakan moneter masing-masing negara.

Ketua The Fed Jerome Powell akan menyampaikan pidato yang akan disiarkan langsung pada Jumat (27/8/2021) pukul 10.00 pagi waktu AS atau pukul 21:00 WIB. Pidato berjudul "The Economic Outlook" itu diperkirakan menyinggung nasib program pembelian obligasi bulanan senilai US$ 120 miliar yang selama ini dijalankan The Fed.

Investor akan mendengarkan dengan cermat pidato Powell tersebut dan akan memantau kapan The Fed mungkin akan mulai meluncurkan program tapering tersebut. Namun sejauh ini, mereka memperkirakan bank sentral terkuat dunia tersebut tidak akan terburu-buru.

Ekspektasi tapering di tahun ini kembali meredup setelah Presiden bank sentral AS (The Fed) wilayah Dallas, Robert Kaplan, pada Jumat pekan lalu mengatakan akan mempertimbangkan kembali tapering dalam waktu dekat jika penyebaran virus corona mengganggu pemulihan ekonomi AS.

Kaplan merupakan salah satu anggota The Fed yang hawkish atau pro pengetatan moneter.

Kini pelaku pasar terbelah, ada yang melihat tapering masih bisa dilakukan di tahun ini, sebagian lagi melihat baru akan dilakukan tahun depan.

"Kami pikir investor akan menunggu untuk mendengar tapering dari Jerome Powell pada hari Jumat, sebelum kembali masuk ke aset-aset berisiko lagi, dan menjual dolar AS," tulis ahli strategi dari ING dalam catatan kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Selasa (24/8/2021).

Sementara, dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kabar terkini perkembangan Covid-19 di tanah air. Meskipun perkembangan kasus sempat menjulang tinggi, saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Sarasehan 100 Ekonom dengan tema Penguatan Reformasi Struktural Fiskal dan Belanja Berkualitas di Tengah Pandemi secara virtual, Kamis (26/8/2021).

"Kita dan juga negara lain di dunia menghadapi tekanan yang berat. Tapi Alhamdulillah perkembangan kasus Covid harian di negara kita membaik," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, perkembangan positif kasus Covid-19 turut memberikan dampak positif pada tingkat keterisian rumah sakit (BOR). Angka BOR yang sempat menembus 92% dari total kapasitas, perlahan bisa diturunkan.

"Dulu September tahun lalu pernah mencapai 92%. Turun di Mei pertengahan, 18 Mei itu berada di angka 15%. Tapi melompat di akhir Juni 2021, 30 Juni bahkan mencapai 91%. Mungkin diteruskan dua minggu kalau kenaikannya tetap sudah pasti Wisma Atlet pasti kolaps," tegasnya.

Data terbaru, Kementerian Kesehatan mencatat pada Kamis (26/8) kasus Covid-19 tanah air bertambah 16.899 orang. Dengan begitu total kasus Covid-19 di tanah air mencapai 4.043.934 orang.

Sementara, pasien sembuh bertambah 30.009 orang, sehingga totalnya 3.669.966 orang. AdapunĀ kasus kematian sebanyak 889 orang, menurun dibandingkan hari sebelumnya. Dengan begitu total kematian karena Covid-19 mencapai 130.182 orang.

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular